Post on 15-Oct-2015
5/25/2018 5_alat pengering
1/28
Pengering Dengan Tenaga Matahari
5/25/2018 5_alat pengering
2/28
5/25/2018 5_alat pengering
3/28
5/25/2018 5_alat pengering
4/28
5/25/2018 5_alat pengering
5/28
5/25/2018 5_alat pengering
6/28
5/25/2018 5_alat pengering
7/28
Pengering Dengan Pemanas Listrik
5/25/2018 5_alat pengering
8/28
1.PERANCANG
Supriyanto (Balai Besar Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian, Serpong).
2.PENGGUNA/FUNGSI
Bahan yang dikeringkan: semua bahan hasil pertanian, perkebunan, peternakan
dan perikanan. Tapi alat ini baru diujikan untuk pengeringan ikan.
3. SPESIFIKASI
1) Dimensi : Ruang pemanas : 750 x 300 x 830 (mm); ruang pengering: 750 x 1000
x 830 (mm); dan ruang hisap: 750 x 300 x 830 (mm).
2) Konstruksi
Rangka utama besi siku dan aluminium blok.
Penyambungan dengan las listrik dan rivet.
3) Rancangan Fungsional
Sumber energi: Listrik 1200 watt, untuk
o Pemanas (220 V, 1000 Watt)
o Kontrol elektronik
o Pompa (220 V, 125 Watt).TTG ALAT PENGOLAHAN
o Kipas hisap (220 V, 75 watt)
Kondensor pelepas panas: 40 x 30 cm. Klep pengarah arus udara: untuk mengarahkan gerakan udara panas
berganti-ganti dari arah yang berlawana sehingga mengurangi kerja
pembalikan bahan.
Filamen pemanas: untuk pengendalian pelepasan panas, menurunkan
tekanan di dalam ruang pengering, dan mengurangi gerakan turbulen aliran
udara agar tidak terjadi pemborosan tenaga.
Kipas hisap diletakkan pada bagian belakang.
f) Termostat: terdiri dari termostat pengatur temperatur udara, dan termostas
pangatur kipas hisap.
4) Rancangan Struktural
Ruang pembangkit : 750 mm X 300 mm X 830 mm, terdiri dari (a) filamen
pemanas, (b) pompa, dan (c) kondensor.
Ruang pengering : 750 mm X 1000 mm X 830 mm, terdiri dari:
5/25/2018 5_alat pengering
9/28
o klep pengarah aliran udara panas.
o rak-rak bahan yang dikeringkan.
5) Bahan Besi dan alumunium.
6) Kapasitas 100 - 500 kg ikan
7) Umur Alat : 5 (lima) tahun
4. PRINSIP KERJA ALAT
1. Udara panas dipompakan ke dalam ruang pengering. Aliran udara diatur
oleh klep pengarah. Bila suhu tertentu diruang pengering tercapai, aliran
listrik ke filamen dan pompa akan terputus, dan kipas hisap akan bekerja.
Sebaliknya jika suhu tertentu tidak tercapai, aliran listrik ke kipas hisap
terputus, sedangkan aliran listrik ke pompa dan filamen akan tersambung.
2. Kipas hisap akan mengeluarkan udara dalam jumlah yang lebih banyak dari
udara panas yang dimasukkan, akibatnya tekanan udara turun secara
terkendali. Renahnya tekanan udara ini akan mempercepat penguapan air
dari bahan.
5/25/2018 5_alat pengering
10/28
Pengering Dengan Tenaga Matahari
5/25/2018 5_alat pengering
11/28
1. PERANCANG
Asian Institute Technologym Bangkok
2. PENGGUNA/FUNGSI
Penggunaan untuk semua bahan hasil pertanian,
perkebunan, peternakan dan perikanan.
3. SPESIFIKASI
1) Dimensi Ruang pengumpul panas (mm) : 200
x 3000 x 2000; ruang pengering (mm): 900
x 1000 x 2000.2) Konstruksi
a) Rangka utama dari kayu dan plastic
polietilen.
b) Penyambungan dengan menggunakan
paku.
3) Rancangan Fungsional
a) Sumber energi: sinar matahari.
b) Pengumpul panas: seng gelombang yangdicat hitam.
4) Rancangan Struktural
a) Ruang pengumpul panas:
- seng gelombang yang dicat hitam
- saluran pemasukan udara
- kerangka: alas dan dinding dari papan, dan
penutup dari plastik transparan polietilen
b) Ruang pengering:- plenum
- rak-rak bahan yang dikeringkan
- saluran pengeluaran udara
- kerangka dari kayu, dinding dan atap dari
plastik transparan polietilen
5/25/2018 5_alat pengering
12/28
5) Bahan Kayu, seng dan plastik.
6) Kapasitas 50 - 100 kg ikan.
7) Umur Alat 2 (dua) tahun
4. PRINSIP KERJA ALAT
Cahaya matahari memanaskan udara dari seng gelombang di
ruang pengumpul panas. Udara panas yang relatif ringan
dibanding udara di ruang pengering mengalir ke ruang pengering
untuk menguapkan air pada bahan. Udara pada ruang pengering
mengalir ke bagian atas ruang pengering dan keluar melalui
ventilasi. Cahaya matahari juga memanasi bahan di ruangpengering sevara langsung dari plastik transparan.
Peraturan keamanan pangan dunia sudah semakin banyak
diratifikasi dan diterapkan secara penuh oleh negara-negara yang
peduli terhadap keamanan pangan untuk rakyatnya. Di
Indonesia standar keamanan pangan masih diterapkan secara
sporadis oleh industri pangan besar.
Pengolahan pangan pada skala rakyat -penyuplai pangan
terbesar- boleh dikata mengabaikan standar keamanan pangan.
Ini terjadi karena peradaban pangan kita memang masih
sampai pada tahap itu. Akibatnya saat produk pangan kita akan
diekspor ke luar negeri banyak yang dikembalikan karena tidakmemenuhi standar keamanan pangan. Berita buruk ini akan
bertambah apabila pasar bebas sudah dimulai, produk asing
dengan standar kemanan pangan masuk, habislah daya saing
kita.
5/25/2018 5_alat pengering
13/28
Untuk mendapatkan produk pangan, dari lahan hingga sampai di meja
makan (from farm to table)yang aman dari bahaya-bahaya kimia,
biologi dan fisika selain harus terpenuhinya standar ISO 9000, juga
disyaratkan untuk pemenuhan standar: Praktek budidaya yangbenar/Good Agricultural Practices(GAPs), Praktek manufaktur yang
tepat/Good Manufacturing Practices(GMPs) dan Praktek higenisitas
yang tepat/Good Hygiene Practices(GHPs).
Persyaratan tersebut masih ditambah pemenuhan sistem kontrol
bahaya pada titik-titik kritikal dari GAPs, GMPs dan GHPs yang biasa
disebut Hazard Analysis Critical Control Point(HACCP). Demikianlah
maka tata cara budidaya, pengolahan dan industri pangan mengacu
pada standar-standar tersebut diatas, termasuk semua mesin dan alat
pengolah pangan.
http://www.flickr.com/photos/obortani/3388984527/5/25/2018 5_alat pengering
14/28
Solar Tunnel Driyer(STD) adalah sebuah teknologi pengolahan pangan
yang diciptakan guna mendukung pemenuhan standar keamanan
pangan untuk produk pangan kering. Teknologi ini lebih cepat, efisien
dan higenis, menyempurnakan metode pengeringan yang mengunakanenergi matahari langsung (open air sun drying). Seperti kita ketahui
bersama home industrypengolahan pengeringan pangan rakyat masih
menggunakan sinar matahari langsung.
Dengan cara menghamparkan bahan yang dikeringkan langsung di
lantai dengan alas terpal, plastik, tikar atau dikeringkan dengan wadah
berupa tampah atau baki (tray)di atas para-para. Seperti pada
pengeringan: gabah, jagung, ikan asin dan kerupuk.
http://www.flickr.com/photos/obortani/3389642886/5/25/2018 5_alat pengering
15/28
Bahan pangan yang dihamparkan ditempat terbuka dan langsung di
bawah sinar matahari, jauh dari standar keamanan pangan. Rentan
terkontaminasi kotoran organik dan anorganik, karena hewan piaraan -
ayam, kucing dan sebagainya- dengan mudah menghampiri dan men-cemari. Belum lagi pencemaran dari asap buangan dan lindasan ban
kendaraan bermotor.
Satu hal lagi yang sangat penting tapi kurang disadari adalah suhu
pengeringan yang fluktuatif dan tidak cukup tinggi. Ini menjadikan
waktu pengeringan menjadi lama -berhari-hari- akibatnya bahan
pangan akan ditumbuhi mikroorganisme terutama jamur dan bakteri.
Secara fisik pertumbuhan mikroorganisme memang tidak begitu
terlihat bahayanya dapat menyebabkan kematian baik ternak atau
manusia, seperti kontaminasi alfatoksin pada jagung dan kacang tanah.
Pengeringan dan Matahari
Pengeringan bahan makanan dilakukan manusia sebagai suatu usahapengawetan dalam tahapan proses rekayasa pengolahan pangan.
Pengeringan ditujukan untuk menurunkan kadar air yang terkandung
dalam bahan pangan sekaligus menurunkan aktivitas air (aw).
http://www.flickr.com/photos/obortani/3389637768/5/25/2018 5_alat pengering
16/28
Dengan menurunnya jumlah air bebas -hingga mendekati nol, maka
pertumbuhan mikroorganisme, aktivitas enzim dan reaksi kimia dalam
bahan makanan akan terhenti. Sehingga umur simpan (shelf life)bahan
pangan akan lebih panjang (Ananingsih, 2007).
Mekanisme pengeringan adalah ketika udara panas dihembuskan di
atas bahan makanan basah, panas akan ditransfer ke permukaan dan
perbedaan tekanan udara akibat aliran panas akan mengeluarkan air
dari ruang antar sel dan menguapkannya (Fellow, 2000).
Energi matahari merupakan sumber panas alami yang menjadi pilihan
utama untuk digunakan dalam pengeringan, dibandingkan energi panasbuatan lainnya. Hal tersebut disebabkan karena untuk mendapatkan
manfaat energi matahari tidak diperlukan biaya.
Metode pengeringan dengan energi matahari yang paling banyak
digunakan di negara tropis adalah pengeringan matahari di tempat
terbuka.
Meskipun murah dan praktis, metode ini membawa banyak kekuranganyaitu:
a. Mudah terkontaminasi berbagai kotoran.
b. Total tergantung pada pancaran sinar matahari terbaik.
c. Laju pengeringan yang sangat lambat, mendukung pertumbuhan
jamur.
d. Sulit dicapai batas kadar air terendah untuk menghambat
pertumbuhan jamur.
Sutanto (2007), menjelaskan, berkaitan dengan tuntutan keamanan
dan kualitas pangan di era global, kekurangan-kekurangan tersebut
harus dicari pemecahannya, dengan tetap mempertahankan matahari
sebagai sumber energi utama.
5/25/2018 5_alat pengering
17/28
Alat pengering dengan energi matahari idealnya menggunakan
konstruksi sederhana, efisien dalam penggunaan panas matahari dan
bisa tetap bekerja dengan optimal pada pancaran sinar matahari yang
fluktuatif.
Maka syarat yang harus dipenuhi adalah:
a. Temperatur pengeringan yang tinggi akan menghasilkan waktu
pengeringan yang pendek dan mampu mencapai kandungan kadar
air akhir yang rendah.
b. Melindungi dari kontaminasi kotoran dan air hujan.
c. Biaya pembuatan murah dengan konstruksi sederhana yang bisa
dikerjakan bengkel lokal.
http://www.flickr.com/photos/obortani/3388840991/5/25/2018 5_alat pengering
18/28
Solar Tunnel Drying
Metode pengeringan dengan menggunakan Solar Tunnel Drying(STD),
mampu memenuhi tiga syarat alat pengering yang ideal. Prinsip
kerjaSTDadalah metode pengeringan dengan menggunakan udara
panas yang dialirkan dalam terowongan (tunnel). Terowongan dalam
STD terbagi menjadi dua bagian, yaitu: setengah bagian pertama adalah
penampung energi panas yang dilengkapi dengan kipas blower untuk
mengalirkan udara panas. Setengah bagian berikutnya adalah areal
pengeringan dengan lubang pengeluaran udara diujungnya. Bahan yang
diletakkan pada areal pengeringan secara terus menerus dialiri udara
panas sehingga molekul air dalam sel akan keluar dan menguap
bersama udara panas (Sutanto, 2007), seperti tampak pada gambar di
atas.
Energi untuk menggerakkan 4 kipas blower -total 20-40 watt- bisa
dipergunakan energi matahari (photovoltaic module)seperti tampak
pada gambar di atas. Bisa juga dengan catu dayabaterai
rechargeable, baterai accu atau langsung dengan adaptor ke listrik PLN.
5/25/2018 5_alat pengering
19/28
Cara penggunaan STD sangat mudah, tinggal membuka tutup pada area
pengeringan (drying area)kemudian nampan pengering (tray)
dimasukkan dan ditutup kembali. Tidak khawatir terkena hujan, Tidak
perlu di bolak-balik karena panas mengalir merata pada seluruh
permukaan bahan.
Dengan suhu pengeringan yang berkisar 70O-110OC STD memberikan
efek pengeringan yang optimal. Ikan asin yang biasanya dikeringkan
dengan matahari langsung -kisaran suhu siang antara 30-40OC- hingga
4-5 hari dengan STD dapat kering dalam waktu 1 hari. Kerupuk yang
http://www.flickr.com/photos/obortani/3388834129/5/25/2018 5_alat pengering
20/28
biasanya dijemur 3 hari dengan STD hanya memerlukan waktu 6 jam
siang hari.
Lalu bagaimana kalau jika musim hujan? Apakah STD masih dapat
bekerja? Jawabannya masih bisa. Dalam kondisi mendung biasa, masih
ada cahaya matahari -tidak hujan lebat dari pagi- STD masih bisa
bekerja dengan menghasilkan panas 50O-75OC, karena STD bekerja
menangkap panas matahari dengan dua cara yaitu konveksi dan radiasi.
Kemudian memfokuskan panas tersebut dan mengalirkan energi panas
melintasi bahan yang dikeringan dalam terowongan secara terus-
menerus dengan bantuan kipas blower. Rancangan STD tersebut
berasal dari Jerman dimana pada negara subtropis intensitas cahaya
matahari sangat minim. Dalam perkembangannya STD di Thailand
dimodifikasi dengan pemanas dari batubara bercerobong, untuk
memaksimalkan panas di musim penghujan.
5/25/2018 5_alat pengering
21/28
Hal menarik untuk dijadikan referensi adalah pernyataan satu jurnal
penelitian (Elicin, 2005), tentang keuntungan pengeringan apel dengan
menggunakan STD, dikemukakan bahwa, penggunaan temperatur
tinggi dengan konveksi udara panas buatan pada proses pengeringan
super cepat (rapid drying)untuk membuang air pada apel, dapat
menyebabkan kerusakan serius atribut sensori berupa: rasa, warna dan
nutrisi. Dengan menggunakan metode pengeringan STD kerusakan-
kerusakan atribut sensori dapat dihindari. Diketahui pula bahwa penge-
ringan dengan dengan energi matahari (ultra violet/UV) memberikan
http://www.flickr.com/photos/obortani/3389655050/5/25/2018 5_alat pengering
22/28
manfaat lebih pada performa bahan yang dikeringkan dan manfaat
kesehatan karena dengan sinar UV akan lebih banyak mikroorganisme
yang berhasil dimusnahkan.
Ada baiknya kelompok-kelompok usaha kecil pengolahan pangan
pengeringan diberikan bantuan alat ini oleh pemerintah untuk
meningkatkan kualitas produk pangan keringnya dan sebagai edukasi
mengolah pangan secara higenis dan efisien. Apabila sudah terbukti
manfaat STD ini pasti masyarakat secara swadaya membuat STD sendiri
seperti di Thailand dan Vietnam. (*)
DAFTAR PUSTAKA
Ananingsih, K. (2007). Modul Kuliah: Food Processing and Engineering.
Teknologi Pengolahan Pangan, Unika Soegijapranata. Semarang.
Elicin, A.K. (2005). An Experimental Study for Solar Tunnel Drying of
Apple.Universitas Ziraat Ankara. Turkey.
Fellow, P.J (2000). Food Processing Technology-Principles and Practice.
Woodhead Publishing Limited. England.
Sutanto, F. (2007). Modul Kuliah: Small Scale Drying Technologies.
Teknologi Pengolahan Pangan, Unika Soegijapranata.
5/25/2018 5_alat pengering
23/28
Pengering Dengan Tenaga Matahari
5/25/2018 5_alat pengering
24/28
Spay drayer
5/25/2018 5_alat pengering
25/28
Rotary Drayer
Bed dryer
5/25/2018 5_alat pengering
26/28
Tunnel dryer
Pengering batu bara
5/25/2018 5_alat pengering
27/28
Rotary dryer
5/25/2018 5_alat pengering
28/28
Mesin Pengering Sayuran Dengan Teknologi Far Infrared (FIR)