Post on 09-Dec-2015
description
Ilmu Dasar Obstetri dan Ginekologi
EMBRIOLOGI
2.1 EMBRIOGENESIS
Definisi Zigot : ovum yang difertilisasi. Embrio : 2-8 minggu setelah fertilisasi. Janin : mulai 9 minggu hingga aterm.
Fertilisasi Terjadi pada ampulla tuba falopi. Terjadi sekitar 12 jam pasca ovulasi. Sebelum fertilisasi, sperma harus melalui 2
tahap:1. Kapasitasi
Pematangan sperma dalam saluran reproduksi wanita terutama tuba.
Berlangsung selama 7 jam. Selubung glikoprotein dan protein
plasma pada akrosom sperma akan dibuang.
Sperma yang terkapasitasi dapat menembus korona radiata.
2. Reaksi akrosomal Sperma yang sudah menembus korona
radiata akan mencapai zona pelusida dan memulai reaksi akrosomal.
Terjadi pelepasan enzim untuk mempenetrasi zona pelusida.
Tiga tahap fertilisasi:1. Penetrasi korona radiata2. Penetrasi zona pelusida3. Oosit dengan membran sel sperma
Gambar 2.1 Tahapan fertilisasi
Setelah fertilisasi, terjadi:1. Reaksi kortikal dan reaksi zona.
Membran oosit menjadi impermeabel terhadap spermatozoa lain.
Perubahan zona pelusida sehingga mencegah penempelan dan penetrasi spermatozoa lain.
Tujuan: mencegah polispermi.2. Oosit sekunder menyelesaikan meiosis 2.3. Aktivasi metabolisme zigot.
Mitosis pertama selesai dalam 30 jam setelah fertilisasi.
Perkembangan Selama Minggu Pertama Hari ke-2: zigot (2 sel) Hari ke-3
Stadium morula (16 sel) Sampai di kornu uterus
Hari ke-4 Stadium blastokista Masuk kavum uteri
Hari ke-6: implantasi dimulai
Buku Ajar Obstetri dan Ginekologi
Bab 2
12
Ilmu Dasar Obstetri dan Ginekologi
Gambar 2.2 Perkembangan selama minggu pertama
Gambar 2.3 Tahapan perkembangan embrio
Blastokista Tersusun atas:
Inner cell mass (embrioblas) jaringan embrionik
Outer cell mass (trofoblas) jaringan ekstra-embrionik, seperti plasentaPada hari-8, trofoblas sudah berdiferensiasi:– Sinsitiotrofoblas: lapisan luar
– Sitotrofoblas: lapisan dalam
Blastosol: rongga berisi cairan
Gambar 2.4 Struktur blastokista
Perkembangan Selama Minggu Kedua Hari ke-8
Implantasi stimulasi desidualisasi uterus
Pembentukan lempeng embrio bilaminar– Dari inner cell mass
– Terdiri atas: epiblas (dorsal), hipoblas
(ventral) Pembentukan rongga amnion dalam
epiblas
Gambar 2.5 Perkembangan pada hari ke-8: epiblas-hipoblas, rongga amnion
Hari ke-9 Penetrasi blastokista lebih dalam Stadium lakuner
– Terbentuk vakuola dalam trofoblas sisi
embrionik.– Fusi vakuola lakuna
Hipoblas membentuk membran exocoelomic (Heuser) yang melapisi lapisan dalam sitotrofoblas rongga exocoelomic / primitive yolk sac.
Gambar 2.6 Perkembangan hari ke-9: stadium lakuna, membran Heuser, primitive yolk sac
Buku Ajar Obstetri dan Ginekologi 13
Ilmu Dasar Obstetri dan Ginekologi
Hari ke-12 Blastokista sudah terimplantasi
seluruhnya. Lakuna dalam sinsitiotrofoblas menyatu
dengan sinusoid endometrium.– Cikal bakal sirkulasi uteroplasenta
Terbentuk mesoderm ekstraembrionik (dari yolk sac)– Di antara lapisan dalam sitotrofoblas
dan lapisan luar rongga exocoelomic.– Terbentuk banyak vakuola dalam
mesoderm ekstraembrionik fusi coelom ekstraembrionik (rongga korion)
Reaksi desidua– Sel uterus menjadi polihedral,
mengandung banyak glikogen dan lipid.
– Peningkatan vaskularisasi uterus.
– Edema jaringan endometrium.
– Awalnya terbatas pada lokasi
implantasi, lalu meluas ke seluruh endometrium.
Gambar 2.7 Perkembangan hari ke-12: penyatuan lakuna & sinusoid, mesoderm ekstraembrionik, coelom ekstraembrionik
Hari ke-13 Sitotrofoblas membentuk vili korion
primer. Yolk sac sekunder/definitif
– Proliferasi sel hipoblas dan
pembentukan rongga. Sinsitiotrofoblas mensekresikan hCG. Sirkulasi feto-maternal dimulai.
Connecting stalk– Mesoderm ekstraembrionik menembus
rongga korion secara transversal.– Menghubungkan embrio dengan
sitotrofoblas– Menjadi tali pusat (2 arteri, 1 vena)
Gambar 2.8 Perkembangan hari ke-13: vili primer, sirkulasi uteroplasenta, yolk sac sekunder, connecting stalk
Perkembangan Selama Minggu Ketiga Gastrulasi
Pembentukan tiga lapisan germinal (ektoderm, mesoderm, endoderm)
Hari ke-15– Primitive streak: sisi kaudal
– Primitive node: sisi sefalik
Sel epiblas bermigrasi menuju primitive streak, lalu mengalami invaginasi.– Sel yang mengalami invaginasi
endoderm– Sel yang tetap pada epiblas
ektoderm– Sel di antaranya mesoderm
Gambar 2.9 Proses invaginasi
Buku Ajar Obstetri dan Ginekologi 14
Ilmu Dasar Obstetri dan Ginekologi
Ektoderm dan endoderm dipisahkan oleh mesoderm, kecuali pada dua tempat:– Lempeng prekorda
– Lempeng kloaka
Pembentukan notokord Sel dari nodus primitif bermigrasi ke
kranial menuju lempeng prokordal membentuk lempeng notokord
Sel lempeng notokord akan terlepas dari endoderm memadat notokord definitif.– Calon rangka aksial
Hari ke-16 Terbentuk alantois
– Divertikulum dari dinding posterior
yolk sac dan memanjang ke connecting stalk.
– Rudimenter pada manusia.
Perkembangan trofoblas (dibahas lebih mendalam pada bagian Pembentukan Plasenta)
Hari ke-18: terbentuk lempeng saraf Hari ke-20: terbentuk tabung jantung primitif Hari ke-21: jantung mulai berdenyut
Perkembangan Janin Lebih Lanjut
Minggu ke-
Pembentukan & Perkembangan
4 - Terbentuk septum primum- Terbentuk lengkung brankial- Penutupan tabung saraf- Terbentuk celah auditori (otic pit)- Terbentuk primordium paru- Terbentuk lempeng hepatik- Terbentuk divertikulum kistik- Terbentuk tunas pankreas dorsal- Terbentuk limpa- Terbentuk septum urorektal- Terbentuk tunas ureter
5 - Terbentuk celah lensa dan cangkir optik
- Terbentuk celah hidung- Terbentuk tunas kaki
6 - Paru mulai berkemang- Mulai terbentuk sistem limfatik- Rigi gonad mulai dapat dikenali
7 - Dapat didengar denyut jantung janin
- Terbentuk putting susu- Terbentuk folikel rambut- Pergerakan spontan anggota gerak
dapat dideteksi pada USG8-10 - Kelopak mata menutup, hingga
minggu ke-28- Terbentuk tunas gigi- Hepar memproduksi eritrosit
11-14 - Terbentuk lanugo- Kulit janin masih transparan- Mulai terbentuk mekonium pada
saluran gastrointestinal17 - Terbentuk alis dan bulu mata
- Terbentuk kuku- Dapat dirasakan gerak janin /
quickening21 - Terbentuk alveoli25 - Panjang janin 28 cm
- Berat janin 1.2 kg29 - Berat janin 2 kg
- Terbentuk pola nafas ritmik33 - Panjang janin 40-48 cm
- Berat janin 2.5-3kg34-37 - Panjang janin 48-53 cm
2.2 PEMBENTUKAN PLASENTA
Buku Ajar Obstetri dan Ginekologi 15
Ilmu Dasar Obstetri dan Ginekologi
Desidua Tiga lapisan desidua
Basalis : pada tempat implantasi Kapsularis : melapisi korion Parietalis : melapisi rongga uterus selain
pada tempat implantasi– Desidua kapsularis dan parietalis
menempel pada bulan ke-4 desidua vera.
Gambar 2.10 Desidua
Korion Korion frondosum: vili yang menempel pada
desidua basalis. Korion leave: membran janin avaskuler.
Seiring dengan perkembangan jaringan embrionik dan ekstraembrionik suplai darah pada korion yang menghadap ke endometrium degenerasi.
Korion leave akan menempel amnion pada akhir bulan ke-3 korioamnion.
Struktur Plasenta Komponen maternal dan fetal
Maternal: desidua basalis Fetal: korion frondosum
Terdiri atas dua bagian Lempeng korion (fetal)
– Amnion
– Mesenkim ekstraembrionik
– Sitotrofoblas
– Sinsitiotrofoblas
Lempeng basal (fetal + maternal)– Sitotrofoblas
– Sinsitiotrofoblas
– Desidua basalis
Gambar 2.11 Struktur plasenta
TrofoblasSetelah implantasi, trofoblas akan berdiferensiasi: Trofoblas villous
Menjadi vili korion (primer-sekunder-tersier)
Trofoblas extravillous Dibagi dua
– Trofoblas interstisial: invasi desidua
dan miometrium, mengelilingi arteri spiralis
– Trofoblas endovaskuler: penetrasi
lumen arteri spiralis Menginvasi endometrium hingga 1/3
lapisan miometrium– Enzim proteolitik: matriks
metaloproteinase (terutama MMP-9), aktivator plasminogen
Gambar 2.12 Trofoblas extravillous
Trofoblas Villous Tiga tahap perkembangan
Buku Ajar Obstetri dan Ginekologi 16
Ilmu Dasar Obstetri dan Ginekologi
1. Vili primer– Awal minggu ketiga
– Sitotrofoblas dilapisi sinsitiotrofoblas.
2. Vili sekunder– Sel mesodermal masuk ke dalam
lapisan sitotrofoblas.3. Vili definitif/tersier
– Akhir minggu ketiga
– Mesoderm berdiferensiasi menjadi sel
darah dan pembuluh darah sistem kapiler vili.
– Kapiler vili akan menyatu dengan
kapiler pada lempeng korion dan connecting stalk.
– Hari ke-17: sirkulasi feto-plasenta
sudah fungsional. Vili-vili akan berakhir di rongga antar vili
(intervillous space).
Gambar 2.13 Perkembangan trofoblas villous
Pembentukan Plasenta Trofoblas endovaskuler masuk ke lumen a.
spiralis apoptosis endotel & modifikasi tunika media otot polos digantikan oleh materi menyerupai fibrin. Tujuan modifikasi: menurunkan resistensi
pembuluh darah Dua tahap pembentukan sirkulasi
uteroplasenta: < 12 minggu: invasi dan modifikasi arteri
spiralis hingga perbatasan desidua & miometrium
12-16 minggu: invasi hingga miometrium Akhir bulan pertama:
Darah ibu masuk ke rongga antar vili kontak langsung dengan sinsitiotrofoblas yang melapisi vili.
Setiap cabang utama vili beserta anak cabangnya membentuk satu lobulus atau kotiledon (Gambar 2.11)
Memiliki 1 arteri dan 1 vena korionik. Pembentukan lobulus selesai pada minggu
8-10
Gambar 2.14 Sirkulasi maternal – fetal
Pertumbuhan Plasenta Trimester 1: pertumbuhan plasenta > janin 17 minggu: berat plasenta = janin Aterm: berat plasenta sekitar 1/6 janin Lobus plasenta: 10-38.
Dipisahkan oleh septum plasenta– Bersifat imparsial: tidak memisahkan
sampai lempeng korion. Sering disalahartikan sebagai kotiledon.
Perkembangan Plasenta Vili terus bercabang. Stroma vili semakin padat. Infiltasi sel Hofbauer: makrofag janin
fagosit. Kebutuhan metabolik janin meningkat
upaya meningkatkan efisiensi pertukaran nutrisi: Menipiskan sinsitiotrofoblas Mengurangi jumlah sitotrofoblas Mengurangi jumlah stroma Meningkatkan jumlah kapiler
2.3 PEMBENTUKAN AMNION 5 lapisan amnion (dalam luar)
a. Epitel kuboidb. Membran basal
Buku Ajar Obstetri dan Ginekologi 17
Ilmu Dasar Obstetri dan Ginekologi
c. Lapisan kompakd. Lapisan fibroblase. Zona spongiosa
Rongga amnion Antara inner cell mass dengan trofoblas
(Gambar 2.5) Dilapisi oleh sel amniogenik
– Epitel amnion berasal dari ektoderm.
– Sel mesenkimal berasal dari
mesoderm. Pertama kali diidentifikasi pada hari ke-7
atau 8.– Awal: vesikel kecil
– Semakin membesar dan “merendam”
embrio. Produksi cairan amnion
Terus meningkat hingga 34 minggu Berhenti pada 34 minggu Awal: dibentuk oleh transudasi carian
ekstraseluler janin. Trimester kedua: dari urin & sekresi paru
janin Amnion tidak memiliki pembuluh darah,
limfe, atau saraf.
2.4 PEMBENTUKAN TALI PUSATSudah dijelaskan pada penjelasan embriogenesis hari ke-13.
2.5 EMBRIOLOGI SISTEM REPRODUKSI
2.5.1 Gonad
Gonad belum berdiferensiasi Terbentuk dari mesoderm intermedia Terletak pada rigi genital (bagian medial rigi
urogenital) Migrasi sel germinal primordial
Mulai minggu ke-6 Berasal dari dinding yolk sac dan menuju
rigi genital, melalui mesenterium dorsal hindgut
Menginduksi pembentukan primitive sex cord.o Merupakan epitel rigi genital yang
berpenetrasi ke mesenkim di bawahnya.
Gambar 2.15 Migrasi sel germinal & rigi genital
Testis Gen SRY pada kromosom Y
Menghasilkan testis-determining factor (TDF)– Tanpa TDF, gonad berkembang
menjadi ovarium. Mendukung pembentukan testis. Menginduksi diferensiasi sel mesenkim
gonad menjadi sel Leydig Primitive sex cord
Menembus medula membentuk korda testis. – Beranastomosis pada rete testis
– Merupakan struktur padat hingga
pubertas.– Pubertas terbentuk lumen
tubulus seminiferus. Diferensiasi menjadi sel Sertoli.
Rete testis menyatu dengan duktus mesonefros.
Mulai minggu ke-8 Sel Leydig menghasilkan testosteron Sel Sertoli menghasilan hormon anti-
Mullerian (AMH).
Gambar 2.16 Pembentukan testis
Buku Ajar Obstetri dan Ginekologi 18
Ilmu Dasar Obstetri dan Ginekologi
Penurunan / desensus testis Menuju ke penonjolan labioskrotal, dengan
bantuan gubernakulum Didahului oleh penurunan prosesus vaginalis
Berupa penonjolan peritoneum Membentuk kanalis inguinalis
Berakhir sebagai tunika vaginalis 2 fase penurunan testis
Fase independen: sebelum 7 bulan Fase dependen hormon (inguinoskrotal):
7-9 bulan Faktor yang berpengaruh
Pemanjangan batang tubuh Peningkatan tekanan intraabdomen Regresi gubernakulum
Gambar 2.17 Penurunan testis
Ovarium- Tanpa testis-determining factor
Sex cord dalam medula akan berdegenerasi.
Terbentuk stroma vaskular medula.- Epitel permukaan membentuk korda kortikal
sekunder. Korda sekunder terletak di bawah epitel
permukaan. Bulan ke-3: korda terlepas, membentuk
kelompok-kelompok sel. Kelompok sel ini melapisi sel primordial
sel folikuler & oogonium folikel primer.
Gambar 2.18 Pembentukan ovarium. Perhatikan pembentukan korda sekunder oleh epitel permukaan
2.5.2 Saluran genitalia internaDuktus mesonefros (Duktus Wolffian) Menetap pada pria; regresi pada wanita
Pengaruh testosteron Membentuk
Vas deferens Epididimis Vesika seminalis Utricle prostat Trigonum vesika
Bermuara pada sinus urogenital
Duktus paramesonefros (Duktus Mullerian) Regresi pada pria; menetap pada wanita
Pengaruh AMH regresi pada pria Diferensiasi distimulasi estrogen Terletak lateral duktus mesonefros Sisi kranial
Bermuara pada rongga peritoneum Membentuk fimbriae tuba
Sisi kaudal Fusi pada garis tengah membentuk
ligamentum latum uteri. Membentuk kanalis uterovaginalis
Kanalis uterovaginalis Membentuk
Uterus– Dikelilingi sel mesenkim
miometrium & perimetrium ½ superior vagina
Fusi dengan bulbus sinovaginalis
Buku Ajar Obstetri dan Ginekologi 19
Ilmu Dasar Obstetri dan Ginekologi
Bulbus sinovaginalis Berasal dari sinus urogenital Membentuk lempeng vagina Himen akan membatasi lumen vagina dengan
sinus urogenital
Sinus urogenital Membentuk
Kelenjar Bartolin Kelenjar Skene – analog dengan prostat
pria Tiga bagian
Vesiko-uterer Pelvik prostat Phallic klitoris
Gambar 2.19 Perkembangan genitalia interna wanita
2.5.3 Genitalia eksterna Belum berdiferensiasi hingga minggu ke-9
Gambar 2.20 Genitalia eksterna belum berdiferensiasi
Secara alami akan berkembang menjadi fenotipe wanita Dihidrotestosteron (DHT) virilisasi
genitalia eksterna pada embrio laki-laki Minggu-5: terbentuk lipatan kloaka
Menyatu pada sisi anterior tuberkulum genitalia– Wanita: klitoris
– Pria: penis
Membentuk– Wanita: Labia minora
– Pria: Uretra pada penis
Tonjolan genitalia: sisi lateral lipatan kloaka Wanita: labia mayora Pria: skrotum
Gambar 2.21 Perkembangan genitalia eksterna pada pria (kiri) dan wanita (kanan)
DAFTAR PUSTAKA1. Anantharachagan A, Sarris I, Ugwumadu A.
Revision notes for the MRCOG part 1. USA: Oxford, 2011. P 15-50.
2. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Gilstrap L, Wenstrom KD, eds.. Maternal physiology. In: William obstetrics. 22nd ed. New York: McGraw-Hill; 2007.
3. Holden D. Placental structure and function. In: Fiander A, Thilaganathan B (eds). Your essential revision guide MRCOG part one. London: RCOG Press; 2010. p 211-220.
4. Sadler TW. Langman’s medical embryology. 11th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2009.
Buku Ajar Obstetri dan Ginekologi 20
Ilmu Dasar Obstetri dan Ginekologi
Buku Ajar Obstetri dan Ginekologi 21
Ilmu Dasar Obstetri dan Ginekologi
Buku Ajar Obstetri dan Ginekologi 22