Post on 28-Dec-2015
LAPORAN PRAKTIKUM BIOSISTEMATIKA HEWANARTHROPODA
Disusun oleh:
Nama : M Redzka Andika Putra
NIM : 1127020037
Kelompok : II
Tanggal Praktikum : 05 Oktober 2012
Tanggal Laporan : 12 Oktober 2012
Nama Asisten : Risda Arba Ulfa S.Si
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2013
ARTHROPODAI. Pendahuluan
A. Tujuan
Memahami keragaman arthropoda
Memahami perbedaan prinsip antara serangga dan arthropoda lain.
B. Dasar Teori
Arthopoda berasal dari bahasa Yunani yaitu arthos, sendi dan podos, kaki oleh karena
itu cir-ciri utama hewan yang termasuk dalam filum ini adalah kaki yang tersusun atas ruas-
ruas. Jumlah spesies anggota filum ini adalah terbanyak dibandingkan dengan filum lainnya
yaitu lebih dari 800.000 spesies. Contoh anggota filum ini antara lain kepiting, udang,
serangga, laba-laba, kalajengking, kelabang, dan kaki seribu, serta spesies-spesies lain yang
dikenal hanya berdasarkan fosil. Habitat hewan anggota filum arthopoda di air dan di darat
(Hala, 2011).
Arthropoda (dalam bahasa latin, arthra = ruas, buku, segmen; podos = kaki)
merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, dengan tubuh yang bersegmen.
Arthropoda biasanya di teukan di tempat seperti: laut, danau, air tawar, darat dan lingkungan
udara serta berbagai bentuk simbiosis dan parasit. Secara morfologi arthropoda dicirikan
dengan bahan yang beruas, biasanya mencapai 21 ruas, yang setiap ruasnya mempunyai
sepasang anggota badan (appangades). Namun setiap pasang aggota badan ini ada yang
mereduksi atau merubah bentuk dan fungsi esuai dengan kebutuhan mesing-masing
kelompok. Dan ciri lain arthropoda yaitu tidak memiliki struktur tulang di dalam tubuhnya
Namun arthropoda memiliki struktur dinding badan keras yang menutup tubuh bagian luar
untuk melindungi bagian luar tubuh yang biasanya disebut eksoskeleton yang di perkuat oleh
kitin (Triharso, 1994).
Organisme yang tergolong filum arthropoda emiliki kaki yang berbuku-buku. Hewan
ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000 spesies. Hewan yang
tergolong arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000 meter, sedangkan yang hidup di
air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter. Hewan arthropoda memiliki bentuk
tubuh simetri bilateral, triploblastic selomata, dan tubuhnya bersegmen. Tubuh ditutupi
lapisan kutikula yang merupakan rangka luar (eksoskeleton). Ketebalan kutikula sangat
bervariasi, tergantung dari specimen hewannya, kutikula dihasilkan oleh epidermis yang
terdiri atas protein dan lapisan kitin (Rusyan, 2011).
Ciri-ciri khusus dari filum arthropoda yaitu tubuhnya beruas-ruas, kaki beruas-ruas,
eksoskeleton (dinding tubuh) berkitin dan bruas-ruas, alat mulut beruas dan dapat beraaptasi
untuk cara makan, rongga tubuh merupakan rongga darah (haemocoele), bernapas dengan
permukaan tubuh, insang, trakea atau paru-paru, alat pencernaan makanan berbentuk tabung
yang terletak di sepanjang tubuh, alat pembangunan melalui pipa panjang di rongga tubuh
(Siwi, 1991).
Sejak tahun 1990 banyak ahli zoology membagi kelompok arthropoda menjadi filum
onychopoda, filum trilobite, filum chelicerata, filum uniramia, dan filum crustacean.
Pemisahan ini terutama berdasarkan perbedaan dalam hal struktur dan susunan kaki serta
apendik yang lain, sebagaimana perbedaan embriologi dan anatomi dalamnya. Bahkan setiap
evolusinya, crustacean dan urinamia berasal dari kelompok nenek moyang berbentuk cacing
yang berbeda (Suwignyo, 2005).
Anggota filum arthropoda dapat dibedakan menjadi hewan jantan dan betina,
Fertilisasi arthropoda terjadi secara internal. Telur banyak mengandung kuning telur yang
tertutup oleh cangkang. Hewan arthropoda ada ynag mengalami metamorfosis sempurna,
metamorfosis tidak sempurna da nada yang tidak bermetamorfosis (Radiopoetro, 1996).
Filum arthropoda dibagi menjadi empat subfilum yaitu tritobia, chelicerata,
orycpohera, dan mandibulata. Semua anggota trikobita sudah punah tetapi kemungkinana
masih ada yang dapat dijumpai pada arthropoda primitif. Subfilum pertama merupakan
arthropoda laut yang primitif dan sangat melimpah pada masa paleozoik, terdiri dari 4000
spesies. Subfilum yang kedua yaitu celicerata, tubuhnya dibedakan atas dua bagian yaitu
sefalotorak (prosoma) dan abdomen (opisthosoma), subfilum ketiga adalah onycophera,
bentuk tubuhnya seperti cacing dengan 14-43 pasang kaki (lobcpoida) rongga tubuhnya
berupa homoceal. Memiliki kelenjar lumpur yang hasi sekresinya akan dikeluarkan melalui
papila oral untuk menangkap mangsa atau predator. Subfilum terakhir adalah mandibulata,
kakrakter spesial yang dimiliki anggota subfilum ini adalah mandibula dan antena (Hala,
2007).
Menurut Jutje (2006), filum arthropoda dibagi menjadi empat kelas, yaitu :
Crustacea (dalam bahasa latinnya crusta = kulit) memiliki kukit yang keras.
Udang, lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini. Umumnya hewan
crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat.
Crustacea di bedakan menjadi dua sub kelas, berdasarkan ukuran tubuhnya, yaitu
entomostraca dan malacastraca.
Arachnida (dalam bahasa yunani, arachno=laba-laba), disebut juga kelompok
laba-laba, meskipun anggotanya bukan laba-laba saja, kalajengking adalah salah
satu contoh dari arachnidae yang jumlahnya sekitar 32 spesies. Ukuran tubuh
arachnidae bervariasi, ada yang panjangnya lebih kecil dari 0,2-0,9 cm.
Arachnida merupakan hawan terestial (darat) yang hidup secara bebas ataupun
parasit.
Karakteristik dari arachnida yaitu memiliki empat pasang lengan, tidak ada antena
ataupun sayap, dan hanya memiliki dua bagian tubuh, yaitu sefalotoaks dan abdomen. Bagian
arachnida adalah turunan dari greekarachne, yang mana berarti “laba-laba” (Williar, 2008).
Insecta (dalam bahasa latin insect=serangga) banyak anggota hewan ini sering kita
jumpai di sekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, semut, capung,
jangkrik, balalang, lebah. Ciri khususnya adalah kakainya yang berjumlah 6 buah.
Karena itu pula sering juga disebut hexapoda. Insecta dapat hidup di beragai habitat.
Myriapoda (dala bahasa yunani, myria=banyak, podos=kaki) merupakan hewan
barkaki banyak. Hewan kaki seribu adalah salah satunya yang terkadang kita lihat di
lingkungan sekitar kita. Myriapoda hidup d daratan pada tempat yang lembab,
tubuhnya sulit dibedakan antara tarales dan abdomen.
Setiap kelas Arthropoda dibagi menjadi kelompok yang lebih kecil yang
menggambarkan kemiripan ( salah satunya kemiripan structural ) yang lebih detail dari
anggota-anggotanya. Secara umum, serangga dibagi menjadi sekitar 29-30 ordo ( bervariasi
tergantung author ). Secara umum, anggota filum Arthropoda dapat dibedakan satu dengan
lainnya dengan memperhatikan ciri: (1). Jumlah bagian tubuh, (2). Jumlah pasang kaki, (3).
Keberadaan antena dan jumlahnya, (4). Keberadaan sayap dan (5). Keberadaan alat tambahan
yang terkadang berfungsi sangat khusus, seperti uropoda pada lobster ( Kinasih, 2005 ).
Serangga adalah hewan-hewan bersegmen dengan eksoskeleton berkitin, dan alat-alat
tambahan bersegmen. Segmentasi itu nampak jelas secara eksternal. Jumlah jenis dalam
filum ini lebih banyak dari jumlah jenis dari semua filum lainnya. Baik laut , air tawar,
maupun habitat terestial di diami oleh serangga. Coelom pada Arthopoda tereduksi.
Homocoel merupakan sebagian dari sistem sirkulasi. Jenis kelamin terpisah. Namun
demikian, pada jenis-jenis tertentu reproduksi parthenogenesis merupakan karakteristiknya.
Sirkulasi terjadi karena gerakan pulsasi jantung dorsal. Pernapasan dengan trakea selalu
dicirikan dengan adanya porus berpasangan pada tiap segmen ( Dosen, 2011 )
Ciri-ciri umum yang dimiliki arthopoda adalah tubuhnya simetri bilateral, terdiri atas
segmen-segmen yang saling berhubungan dibagian luar dan memiliki tiga lapisan germinal
sehingga merupakan hewan tripoblastik. Tubuhnya memiliki kerangka luar dan dibedakan
atas kepala, dada, serta perut yang terpisah atau bergabung menjadi satu. Setiap segmentubuh
memiliki sepasang alat gerak atau tidak ada. Respirasinya menggunakan paru-paru buku,
trakea, atau dengan insang. Pada spesies terestial bernapas menggunakan trakea atau pada
arachinida menggunakan paru-paru buku atau menggunakan keduanya yaitu paru-paru dan
trakea. Ekskresi dengan menggunakan tubukus Malpighi atau kelenjar koksal. Saluran
pencernaan sudah lengkap, terdiri atas mulut, usus, dan anus, sarafnya merupakan system
saraf tangga tali. Berkelamin terpisah, fertilisasi terjadi secara internal, dan bersifat ovipar.
Perkembangan individu baru terjadi secara langsung melalui stadium larva ( Hala, 2007 ).
II. METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
Alat Jumlah Bahan Jumlah
Kaca Pembesar
Stereimikroskop
Baki Plastik
Sarung tangan
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Pasang
Alkohol 70 %
Kapas
Secukupnya
Secukupnya
B. Metode Kerja
Diamati perbedaan-perbedaan morfologi
Diamati pembagian tubuh
Diamati alat tambahan yang tumbuh di
kepala
Diamati jumlah pasang kaki
Ditulis ciri ciri dan digambar
Spesimen Arthropoda
Hasil
III. Hasil PengamatanGambar Pengamatan Literatur Klasifikasi
Meerman, 2008
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Arachnida
Ordo : Araneae
Famili : Theraposidae
Genus : Brachypelma
Spesies : Brachypelma Smithi
Manoppo, 2011
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Metazoa
Fillum : Arthropoda
Subfillum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Famili : Penaeidae
Genus : Penaeus
Spesies : Penaeus monodon
Mark, 2006
Kingdom : Animalia
Sub kingdom : Invertebrata
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Familia : Phasmidae
Genus : Phasma
Spesies : Phillium
crurifolium
Ngayitno, 2011
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insect
Ordo : Coleoptera
Famili : Curculionidae
Genus : Cosmopolites
Spesies : Cosmopolites
sordidus Germar
Intania, 2006
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthopera
Famili : Grylludae
Genus : Gryllus
Spesies : Gryllus
Bimakulatus
Phil, 2013
Kingdom : Animalia
Sub kingdom : Invertebrata
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Neuroptera
Familia : Aeschnidae
Genus : Anax
Spesies : Anax imperator
Suherman. 2011
Kingdom: Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas: Chilopoda
Ordo: Scolopendromorpha
Family: Scolopendridae
Genus : Scolopendra
Spesies : Scolopendra
gigantean
IV. PembahasanPada praktikum kali ini, kami mencoba untuk meneliti morfologi dari filum
arthropoda. Menurut Triharso (1994), arthropoda merupakan hewan yang memiliki ciri kaki
beruas, berbuku, dengan tubuh yang bersegmen. Secara morfologi arthropoda dicirikan
dengan bahan yang beruas, biasanya mencapai 21 ruas, yang setiap ruasnya mempunyai
sepasang anggota badan (appangades). Namun setiap pasang aggota badan ini ada yang
mereduksi atau merubah bentuk dan fungsi esuai dengan kebutuhan mesing-masing
kelompok. Dan ciri lain arthropoda yaitu tidak memiliki struktur tulang di dalam tubuhnya
Namun arthropoda memiliki struktur dinding badan keras yang menutup tubuh bagian luar
untuk melindungi bagian luar tubuh yang biasanya disebut eksoskeleton yang di perkuat oleh
kitin.
Pada pelaksanaannya, kami meneliti 7 spesies arthropoda dari 4 kelas yang berbeda
yaitu Brachypelma Smithi (Tarantula), Penaeus monodon (Udang), Phillium crurifolium
(Belalang), Cosmopolites sordidus Germar (Kumbang Uret), Gryllus Bimakulatus (Jangkrik),
Anax imperator (Capung) dan Scolopendra gigantean (Kelabang). Berikut adalah
penjelasannya :
1). Brachypelma Smithi (Tarantula)
Tarantula merupakan salah satu anggot arachnida yang bentuknya tubuhnya mirip
dengan laba-laba. Tubuhnya terbagi menjadi dua segmen yaitu cephalothorax atau prosoma
(gabungan antara kepala dan dada) dan abdomen atau opisthosoma. Antara cephalothorax dan
abdomen terdapat penghubung tipis yang dinamai pedicle atau pedicellus. Tidak memiliki
mulut pengunyah. Tarantula juga masuk ke dalam ordo araneae bersama kalajenking,
ketonggeng, dan tungau.
Pada cephalothorax melekat empat pasang kaki yang beruas-ruas, dan empat pasang
mata, pada tarantula tidak mempunyai alat tambahan berupa antena seperti serangga untuk
menetahui daerah sekitar, namun memiliki rambut getar di sekitar kakinya. Selain sepasang
rahang bertaring besar (disebut chelicera), terdapat pula sepasang atau beberapa alat bantu
mulut serupa tangan yang disebut pedipalpus. Trantula tidak seperti laba-laba yang membuat
jarring namun tinggal dengan membuat sarang di bawah tanah. Terdapat pula spinneret untuk
menyuntikkan bisanya ke mangsanya.
Klasifikasi dari tarantula adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Arachnida
Ordo : Araneae
Famili : Theraposidae
Genus : Brachypelma
Spesies : Brachypelma Smithi
2). Penaeus monodon (Udang)Tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala dan bagian badan.
Bagian kepala menyatu dengan bagian dada disebut cephalothorax yang terdiri dari 13 ruas,
yaitu 5 ruas di bagian kepala dan 8 ruas di bagian dada. Bagian badan dan abdomen terdiri
dari 6 ruas, tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai sepasang anggota badan (kaki renang) yang
beruas-ruas pula. Pada ujung ruas keenam terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu telson yang
berbentuk runcing .Bagian kepala dilindungi oleh cangkang kepala atau Carapace. Bagian
depan meruncing dan melengkung membentuk huruf S yang disebut cucuk kepala atau
rostrum. Pada bagian atas rostrum terdapat 7 gerigi dan bagian bawahnya 3 gerigi untuk P.
monodon.
Udang memiliki sepasang mata majemuk (mata facet) bertangkai dan dapat
digerakkan., mulutnya terletak pada bagian bawah kepala dengan rahang (mandibula) yang
kuat. Terdapat sepasang sungut besar atau antenna dan dua pasang sungut kecil atau
antennula. Udang juga memiliki sepasang sirip kepala (Scophocerit) dan sepasang alat
pembantu rahang (Maxilliped). Untuk alat gerak udang memiliki lima pasang kaki jalan
(pereopoda), kaki jalan pertama, kedua dan ketiga bercapit yang dinamakan cheladan pada
bagian dalam terdapat hepatopankreas, jantung dan insang.
Bagian badan tertutup oleh 6 ruas, yang satu sama lainnya dihubungkan oleh selaput
tipis. Ada lima pasang kaki renang (pleopoda) yang melekat pada ruas pertama sampai
dengan ruas kelima, sedangkan pada ruas keenam, kaki renang mengalami perubahan bentuk
menjadi ekor kipas (uropoda). Di antara ekor kipas terdapat ekor yang meruncing pada
bagian ujungnya yang disebut telson. Organ dalam yang bisa diamati adalah usus (intestine)
yang bermuara pada anus yang terletak pada ujung ruas keenam.
Klasifikasi dari udang adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Metazoa
Fillum : Arthropoda
Subfillum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Famili : Penaeidae
Genus : Penaeus
Spesies : Penaeus monodon
3). Phillium crurifolium (Belalang)
Setelah diamati, tubuh belalang terdiri atas kepala, dada (thorax), dan perut
(abdomen). Dibagian kepala terdapat sepasang antena yang berfungsi sebagai indra pembau.
Selain antena, dibagian kepala juga terdapat mata majemuk dan mulut. Mulut pada belalang
terdiri atas mandibula, maksila, dan labium. Dada terdiri dari tiga ruas dan dibagian dada
(toraks) terdapat 3 pasang kaki yang terdiri atas 1 pasang kaki yang berukuran besar (kaki
lompat) dan 2 pasang kaki yang berukuran kecil. Setiap ujung kaki pada belalang terdapat
seperti duri. Dibagian perut (abdomen) terbagi atas 11 segmen, segmen terakhir berubah
menjadi alat reproduksi. Belalang memiliki sayap yang menutupi bagian atas perut
(abdomen). Belalang merupakan salah satu contoh hewan dari kelas insecta dalam filum
arthropoda. (Paul.1999).
Klasifikasi belalang adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Sub kingdom : Invertebrata
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Familia : Phasmidae
Genus : Phasma
Spesies : Phillium crurifolium
4) . Cosmopolites sordidus Germar (Kumbang Uret)
Kumbang Uret (Cosmopolites sordidus Germar) adalah hama penting pada
pertanaman pisang. Kumbang dewasa berwarna hitam dan berukuran 10-15 mm.Bagian
tubuhnya terbagi menjadi tiga segmen, yaitu kepala, dada, dan perut, memiliki antenna dan
tiga pasang kaki yang berbuku-buku. Kumbang dewasa hidup bebas tapi ditemukan diantara
kelopak daun, di lapisan tanah dekat perakaran pisang dan berasosiasi dengan sampah pisang.
Kumbang ini berwarna cokelat, kaki bagian belakang lebih panjang dibaningkan dengan
bagian kaki lainnya, terdapat mandibular dan maksila.
Serangga dewasa hidup pada malam hari dan jarang sekali terbang walaupun
memiliki sayap yang berkembang dengan baik dan biasanya bergerak dengan berjalan..
serangga dewasa bersembunyi di bawah tanah di sekitar pisang pada siang hari dan dan aktif
pada malam hari.. Serangga dewasa bergerak lamban dan akan berpura-pura mati jika
terganggu.
Klasifikasi dari kumbang uret adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Curculionidae
Genus : Cosmopolites
Spesies : Cosmopolites sordidus Germar
5). Gryllus Bimakulatus (Jangkrik)
Setelah diamati, jangkrik memiliki tiga buah segmen badanyaitu kepala, dada, dan
perut sehingga termasuk kelas insecta. Mempunyai antena untuk mengetahui lingkungan
daerah sekitarya. Kaki berjumlah tiga pasang, memiliki dua pasang sayap yang bentuknya
biasanya berbeda antara yang jantan dan yang betina. Jangkrik yang kami amati merupakan
jangkrik kalung sehingga terdapat semacam lingkaran di bagian tubuhnya.
Menurut Halid (1984), jangkrik merupakan hewan yang termasuk dalam ordo
Orthoptera, termasuk di dalamnya Gryllus sp ( jangkrik ) adalah bersifat hemimetabola,
mulutnya tipe pengunyah, memilki 2 pasang sayap, sayap depan lebih tebal dan seperti kertas
dari kulit, yang disebut tegumina. Sayap belakang berupa membran dan dilipat seperti kipas
dan terletak di bawah sayap depan. Pada beberapa spesies, sayap hanya berupa sisa saja atau
ada juga yang tidak bersayap.
Jangkrik memiliki klasifiksai sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthopera
Famili : Grylludae
Genus : Gryllus
Spesies : Gryllus Bimakulatus
6). Anax imperator (Capung)
Setelah diamati, capung memiliki tiga segmen badan yaitu kepala, dada, dan perut.
Memiliki tiga pasang kaki sehingga capung digolongkan kedalam kelas insecta. Kaki yang
berbuku-buku, memiliki dua pasang sayap yang digunakanuntuk terbang. Memiliki mata
yang besar dan tergolong mata majemuk sehingga memungkinkan capung memiliki daerah
pandang yang luas untuk bergerak.
Klasifikasi dari capung adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Sub kingdom : Invertebrata
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Neuroptera
Familia : Aeschnidae
Genus : Anax
Spesies : Anax imperator
7). Scolopendra gigantean (Kelabang)
Setelah diamati, kelabang yang kami amati memiliki 19 ruas badan, memiliki dua
segmen yaitu kepala dan trunk, setiap trunk memiliki dua buah kaki, kecuali pada bagian
belakang kepala dan dua segmen terakhirnya sehingga dapat digolongkan kedalam elas
myriapoda. Pada baian kepala tepatnya mulut terdapat taring bias untuk menyuntikkan bias
kepada mangsanya karena kelabang merupakan hewan karnivora. Di bagian kepala terdapat
dua buah antena
Menurut Rusyan (2011), tubuh agak gepeng, terdiri atas kepala dan badan yang
beruas-ruas (15 –173 ruas). Tiap ruas memiliki satu pasang kaki, kecuali ruas (segmen) di
belakang kepala dan dua segmen terakhirnya. Pada segmen di belakang kepala terdapat satu
pasang “taring bisa” (maksiliped) yang berfungsi untuk membunuh mangsanya. Pada kepala
terdapat sepasang antena panjang yang terdiri atas 12 segmen, dua kelompok mata tunggal
dan mulut. Hewan ini memangsa hewan kecil berupa insecta, mollusca, cacing dan binatang
kecil lainnya, sehingga bersifat karnivora.
Klasifikasi dari kelabang adalah sebagai berikut :
Kingdom: Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas: Chilopoda
Ordo: Scolopendromorpha
Family: Scolopendridae
Genus : Scolopendra
Spesies : Scolopendra gigantean
V. Kesimpulan
Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki)
merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen.Segmen tersebut
juga terdapat pada tubuhnya.Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan tergolong
tripoblastik selomata. Secara umum arthropoda dibagi menjadi empat kelas, yaitu crustacean,
myriapoda, insecta, dan arachnida.
Setiap Kelas tersebut memiliki perbedaan, kelas crustacean memiliki dua pasang
segmen badan (cephalothorax dan abdomen), jumlah kaki 5 atau 6, memiliki 1 pasang antena
dan tidak mempunyai sayap. Myriapoda memiliki dua segmen badan (kepala dan trunk),
memiliki 1 atau 2 pasang kaki, memiliki 1 pasang antena dan tidak bersayap. Arachnida
memiliki dua pasang segmen badan (cephalothorax dan abdomen), 4 pasang kaki, tidak
mempunyai antena dan tidak bersayap. Dan kelas insecta memiliki tiga buah segmenbadan
(kepala, thorax, abdomem), jumlah pasang kaki ada 3, memiliki 1 pasang antena da nada
yang memiliki sayap ada yang tidak.