Post on 24-Dec-2015
description
PERKEMBANGAN ILMU GENETIKA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Dasar Genetika
Disusun oleh:
Ega Apriliana 150510140056
Dikki Rumapea 150510140055
Niki Rahayu 150510140039
Rhezaleta ES 150510140205
Rissa Maulida 150510140217
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERTANIAN
AGROTEKNOLOGI
2015
Kata Pengantar
Puji syukur panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya kami
menyelesaikan makalah yang berjudul Perkembangan Ilmu Genetika. Makalah ini diajukan guna
memenuhi mata kuliah Dasar Genetika.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Jatinangor, 10 Maret 2015
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................2
1.3. Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................3
2.1. Sejarah Perkembangan Ilmu Genetika Pada Masa Awal......................................................3
2.2. Konsep Dasar Genetika Menurut Mendel.............................................................................5
2.3.Perkembangan Ilmu Genetika................................................................................................6
2.4 Cabang-cabang Ilmu Genetika...............................................................................................6
2.5 Kontribusi Ke Bidang Lain....................................................................................................8
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................13
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Genetika disebut juga dengan ilmu keturunan, berasal dari kata genos (bahasa latin)
yang artinya bersuku – suku bangsa atau asal usul. Secara “etimologi” artinya asal mula
kejadian. Namun, genetika bukan merupakan ilmu tentang asal mula kejadian meskipun
pada batas – batas tertentu memang ada kaitannya dengan hal itu. Genetika adalah ilmu
yang mempelajari tentang seluk beluk alih informasi hayati dari generasi ke generasi.
Oleh karena cara berlangsungnya alih informasi hayati tersebut mendasari adanya
perbedaan dan persamaan sifat diantara individu organisme, maka dengan singkat dapat
pula dikatakan bahwa genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat.
Dalam ilmu ini dipelajari tentang bagaimana sifat keturunan itu diwariskan pada anak
cucunya, serta kemungkinan variasi yang timbul didalamnya.
Perkembangan genetika ini dimulai sejak perkembangan bioteknologi berkembang,
hal ini dengan di temukannya teknologi DNA rekombinan. Oleh sebab itu, perkembangan
genetika semakin maju. Dengan adanya perkembangan DNA rekombinan ini maka
optimasi biotransformasi dalam suatu proses bioteknologi dapat diperoleh dengan lebih
terarah dan langsung. Teknologi DNA rekombinan atau rekayasa genetik memungkinkan
kita mengkonstruksi, bukan hanya mengisolasi, suatu galur yang sangat produktif. Sel
prokariot atau eukariot dapat digunakan sebagai "pabrik biologis" untuk memproduksi
insulin, interferon, hormon pertumbuhan, bahan anti virus, dan berbagai macam protein
Lainnya. Teknologi DNA rekombinan juga memungkinkan produksi senyawa-senyawa
tertentu yang jumlahnya secara alami sangat sedikit, sehingga tidak ekonomis bila
diekstrak langsung dari sumber alaminya.
Oleh karena itu sangatlah diharapkan agar berbagai disiplin ilmu yang ada membuka
pintu lebar-lebar untuk mendisain kurikulum yang dapat menampung minat mahasiswa
yang bersifat interface ini, yang merupakan aspek intrinsik dari Bioteknologi Moderen
atau Bioteknologi Molekuler salah satunya mengenai rekayasa genetika ini yang
perkembangannya harus sesuai dengan bioetika yang ada di Negara kita ini agar
penggunaannya tidak di salah gunakan oleh pihak – pihak tertentu sehingga
pemanfaatannya dapat digunakan dengan baik.
1
1.2. Rumusan Masalah
Sejarah Perkembangan Ilmu Genetika Pada Masa Awal
Konsep Dasar Genetika Menurut Mendel
Perkembangan Ilmu Genetika
Cabang-cabang Ilmu Genetika
Kontribusi Ke Bidang Lain
1.3. Tujuan
Setelah mahasiswa membahas materi pembelajaran tentang Perkembangan Ilmu Genetika
diharapkan mahasiswa mampu memahami mengenai perkembangan tentang ilmu perkembangan
genetika.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah Perkembangan Ilmu Genetika Pada Masa Awal
Sejarah perkembangan genetika sebagai ilmu pengetahuan dimulai menjelang akhir
abad ke-19 ketika seorang biarawan Austria bernama Gregor Johann Mendel berhasil
melakukan analisis yang cermat dengan interpretasi yang tepat atas hasil-hasil percobaan
persilangannya pada tanaman kacang ercis (Pisum satifum). Sejumlah percobaan terdokumentasi
yang terkait dengan genetika telah banyak dilakukan pada masa sebelum Mendel, yang kelak
banyak membantu memberikan bukti bagi teori Mendel. Percobaan-percobaan itu misalnya
adalah sebagai berikut:
Pembuatan Raphanobrassica melalui persilangan lobak dan kubis pada abad ke-17 oleh
Köhlreuter, seorang pemulia sayuran berkebangsaan Jerman, untuk menghasilkan
tanaman yang menghasilkan umbi dan krop kubis sekaligus, meskipun tidak berhasil.
Penemuan dan penjelasan tentang pembuahan berganda pada tumbuhan
berbunga (Magnoliophyta) oleh E. Strassburger (1878) dan S. Nawaschin (1898),
Percobaan terhadap ribuan persilangan oleh Charles Darwin pada abad ke-19 yang
hasilnya diterbitkan pada 1896 dengan judul The variation of animals and plants under
domestication) dan berhasil mengidentifikasi adanya penurunan penampilan pada
generasi hasil perkawinan sekerabat (depresi inbred) dan penguatan penampilan pada
hasil persilangan antarinbred (heterosis) meskipun dia tidak bisa memberikan
penjelasan.
Usaha menjelaskan kemiripan antara orang tua dan anak oleh Karl Pearson melalui
metode regresi (yang malah menjadi dasar dari banyak teknikstatistika modern).
Sebenarnya, Mendel bukanlah orang pertama yang melakukan percobaan-percobaan
persilangan. Akan tetapi, berbeda dengan para pendahulunya yang melihat setiap individu
dengan keseluruhan sifatnya yang kompleks, Mendel mengamati pola pewarisan sifat demi sifat
sehingga menjadi lebih mudah untuk diikuti. Deduksinya mengenai pola pewarisan sifat ini
kemudian menjadi landasan utama bagi perkembangan genetika sebagai suatu cabang ilmu
pengetahuan, dan Mendel pun diakui sebagai bapak genetika.
3
Pada masapra-Mendel, orang belum mengenal gen dan kromosom (meskipun DNA
sudah diekstraksi namun pada abad ke-19 belum diketahui fungsinya). Saat itu orang masih
beranggapan bahwa sifat diwariskan lewat sperma (tetua betina tidak menyumbang apa pun
terhadap sifat anaknya).
Karya Mendel tentang pola pewarisan sifat tersebut dipublikasikan pada
tahun 1866 diProceedings of the Brunn Society for Natural History. Namun, selama lebih dari 30
tahun tidak pernah ada peneliti lain yang memperhatikannya. Baru pada tahun 1900 tiga orang
ahli botani secara terpisah, yaitu Hugo de Vries di Belanda,Carl Correns di Jerman dan Eric
Von Tschermak-Seysenegg di Austria, melihat bukti kebenaran prinsip-prinsip Mendel pada
penelitian mereka masing-masing. Semenjak saat itu hingga lebih kurang pertengahan abad ke-
20berbagai percobaan persilangan atas dasar prinsip-prinsip Mendel sangat mendominasi
penelitian di bidang genetika. Hal ini menandai berlangsungnya suatu era yang dinamakan
genetika klasik.
Kajian genetika klasik dimulai dari gejala fenotipe (yang tampak oleh pengamatan
manusia) lalu dicarikan penjelasan genotipiknya hingga ke aras gen. Berkembangnya teknik-
teknik dalam genetika molekular secara cepat dan efisien memunculkan filosofi baru
dalam metodologi genetika, dengan membalik arah kajian. Karena banyak gen yang sudah
diidentifikasi sekuensnya, orang memasukkan atau mengubah suatu gen dalam kromosom lalu
melihat implikasi fenotipik yang terjadi. Teknik-teknik analisis yang menggunakan filosofi ini
dikelompokkan dalam kajian genetika arah-balik atau reverse genetics, sementara teknik kajian
genetika klasik dijuluki genetika arah-maju atau forward genetics.
Selanjutnya, pada awal abad ke-20 ketika biokimia mulai berkembang sebagai cabang
ilmu pengetahuan baru, para ahli genetika tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang hakekat
materi genetik, khususnya mengenai sifat biokimianya. Pada tahun 1920-an, dan kemudian tahun
1940-an, terungkap bahwa senyawa kimia materi genetika adalah asam dioksiribonekleat (DNA).
Dengan ditemukannya model struktur molekul DNA pada tahun1953 oleh J.D.Watson dan
F.H.C. Crick dimulailah era genetika yang baru, yaitu genetika molekuler.
Perkembangan penelitian genetika molekuler terjadi demikian pesatnya. Jika ilmu
pengetahuan pada umumnya mengalami perkembangan dua kali lipat (doubling time) dalam satu
4
dasa warsa, maka hal itu pada genetika molekuler hanyalah dua tahun. Bahkan, perkembangan
yang lebih revolusioner dapat disaksikan semenjak tahun 1970-an, yaitu pada saat dikenalnya
teknologi manipulasi molekul DNA atau teknologi DNA rekombinan atau dengan istilah yang
lebih populer disebut rekayasa genetika.
Saat ini sudah menjadi berita biasa apabila organisme- organisme seperti domba, babi
dan kera, didapatkan melalui teknik rekayasa genetika yang disebut kloning . sementara itu, pada
manusia telah di lakukan pemetaan seluruh genom atau dikenal sebagai proyek genom manusia
(human genom project), yang diluncurkan pada tahun 1990 dan diharapkan selesai pada tahun
2005. ternyata pelaksaan proyek ini berjalan justru lebih cepat dua tahun dari pada jadwal yang
telah ditentukan.
2.2. Konsep Dasar Genetika Menurut Mendel
Konsep dasar genetika mulai diperkenal pada abad ke-19 oleh Gregor Mendel. Saat itu,
Mendel melakukan penelitian secara sistematik tentang genetika. Gregor Mendel ialah seorang
biarawan nan berasal dari Brno, Republik Ceko. Gregor Mendel dinobatkan sebagai Bapak
Genetika setelah karya tentang persilangan tanaman diterbitkan pada 1866.
Dalam karyannya itu, Mendel melakukan penelitian dengan cara melakukan persilangan
tanaman. Dalam penelitian tersebut, Mendel buat pertama kalinya menemukan bahwa sifat
keturunan pada tanaman dibawa oleh “faktor” atau gen. Ya, Mendel menyebut gen sebagai
“faktor”. Pada penelitian tersebut, Mendel menggunakan tanaman kapri. Kini, hasil karya
Mendel tersebut dikenal dengan nama Hukum Pewarisan Mendel.
Setelah Mendel melakukan penelitian tersebut, orang mulai mengenal istilah gen. Gen
ialah zat pembawa sifat keturunan dari suatu organisme. Aktualisasi diri alternatif dari suatu gen
nan berkaitan dengan suatu sifat disebut alel. Setiap individu memiliki sepasang alel nan
berhubungan dengan sifat nan khas. Alel tersebut berasal dari orangtuanya. Pasangan alel itu
disebut genotipe. Jika individu mempunyai alel nan sama, genotipe itu dinamakan homozigot.
Sementara itu, jika pasangan alelnya berbeda, genotipe individu tersebut dinamakan heterozigot.
5
2.3. Perkembangan Ilmu Genetika
Setelah gen ditemukan oleh Mendel, ilmu genetika mulai berkembang pesat. Berbagai
penelitian tentang genetika pun bermunculan. Pada 1878, E, Strassburger menjelaskan tentang
pembuahan berganda. Selanjutnya, pada 1903, sebbuah penelitian menyebutkan bahwa
kromosom diketahui sebagai unsur pewarisan genetik. Pada 1927, sebuah penelitian menemukan
bahwa gen bisa berubah secara fisik. Perubahan itu disebut mutasi gen.
Penelitian tentang genetika berlanjut pada 1956. Pada tahun tersebut, ilmuwan Jo Hin
Tjio dan Albert Levan melakukan sebuah penelitian genetika. Dalam penelitian itu menghasilkan
sebuah konklusi bahwa kromosom manusia berjumlah 46. Selang dua tahun kemudian, tepatnya
pada 1958, sebuah penelitian nan dilakukan oleh Meselson Stahl menemukan bahwa DNA
tenyata bisa digandakan atau direplikasi secara semikonservatif.
2.4 Cabang-cabang Ilmu Genetika
lmu genetika mengalami perkembangan nan sangat pesat, baik genetika sebagai ilmu
murni maupun genetika sebagai ilmu terapan. Perkembangan ilmu genetika tersebut
menghasilkan berbagai macam cabang ilmu genetika. Cabang ilmu genetika terbentuk dampak
adanya penelitian nan mendalam pada suatu aspek eksklusif dari objek kajian genetika. Genetika
sebagai ilmu murni terdiri dari cabang-cabang ilmu sebagai berikut.
1. Genetika molekular
2. Genetika sel
3. Genetika populasi
4. Genetika kuantitatif
5. Genetika perkembangan
Sementara itu, genetika sebagai ilmu terapan terdiri dari cabang-cabang ilmu sebagi berikut.
1. Genetika kedokteran
6
2. Ilmu pemuliaan
3. Rekayasa genetika atau rekayasa gen
Genetika Molekular
Genetika molekular termasuk salah satu cabang ilmu genetika nan meneliti bahan genetik
dan aktualisasi diri genetik di dalam sel. Kajian genetika molekular meliputi struktur,
fungsi, dan dinamika dari bahan genetika dan hasil ekspresinya. Ilmu genetika molekular
sering disamakan dengan ilmu biologi molekular.
Hal ini terjadi sebab ilmu biologi molekular lahir dari sebuah kajian genetika dan kedua
ilmu ini, genetika molekular dan biologi molekular, menggunakan teknik analisis nan
sama. Sampai sekarang, ilmu genetika molekular masih menjadi kajian tepenting bagi
ilmu biologi molekular. Namun sekarang, ilmu biologi molekular mulai meluas ke bidang
biologi lain, khususnya fisiologi dan ekologi. Jadi, teknik biologi molekular digunakan
buat menjelaskan berbagai gejala fisiologi dan ekologi.
Genetika Populasi
Ilmu Genetika Populasi memiliki pengetian sebagai cabang ilmu genetika nan
menjelaskan tentang perpindahan bahan genetik pada ruang lingkup populasi. Ilmu
genetika populasi termasuk cabang ilmu genetika nan memiliki fokus pada pewarisan
genetik. Ilmu genetika populasi ini membahas akibat Hukum Pewaris Mendel jika
diterapkan pada kumpulan individu homogen di suatu tempat. Ilmu genetika populasi
menjelaskan akibat nan terjadi pada unsur genetik dampak proses saling kawin nan
terjadi pada satu atau lebih sekumpulan individu atau populasi.
Genetika Kuantitatif
Genetika kuantitatif termasuk cabang ilmu genetika. Ilmu Genetika kuantitatif membahas
tentang pewarisan sifat-sifat terukur (kuantitatif atau metrik). Pewarisan kuantitatif ini tak
bisa dijelaskan secara langsung oleh Hukum Pewarisan Mendel. Macam sifat nan
termasuk sifat kuantitatif, contohnya tinggi badan atau berat badan, produksi susu atau
hasil panen.
Ilmu Genetika kuantitatif menggunakan Hukum Pewarisan Mendel buat gen dengan
pengaruh nan lemah. Selain itu, ilmu genetika kuantitatif diasumsikan tak hanya sedikit
7
gen nan mengendalikan suatu sifat, tapi banyak gen. Oleh sebab itu, sifat kuantitatif dari
gen sering disamakan dengan sifat poligenik.
Dalam menjelaskan prinsip-prinsip dan metodologi nan dipakai, ilmu genetika kuantitatif
banyak memanfaatkan ilmu matematika dan statistika. Di samping itu, penerapan ilmu
genetika kuantitatif dalam ilmu pemuliaan tanaman atau budidaya tanaman sangat
bermanfaat dalam bidang pertanian.
Genetika Arah Balik
Penelitian ilmu genetika klasik dimulai dari gejala fenotipe, yaitu gejala nan tampak oleh
pengamatan manusia, kemudian dicari klarifikasi secara genotif hingga ke gen. Semakin
berkembangnya teknik-teknik dalam ilmu genetika molekular secara efisien dan cepat,
menimbulkan filosofi baru dalam metode pengkajian genetika.
Filosofi baru tesebut dengan cara membalikkan arah kajian genetikanya. Karena begitu
banyak gen nan sudah diketahui sekuensnya, orang mengubah suatu gen dalam
kromosom, kemudian melihat akibat fenotip nan ada. Berbagai metode analisis nan
memakai filosofi ini termasuk dalam kajian ilmu genetika arah-balik atau reverse
genetics, sedangkan metode kajian genetika klasik dinamakan genetika arah-maju
atau forward genetics .
2.5 Kontribusi Ke Bidang Lain
Sebagai ilmu pengetahuan dasar, genetika dengan konsep-konsep di dalamnya dapat
berinteraksi dengan berbagai bidang lain untuk memberikan kontribusi terapannya.
1. Pertanian
Di antara kontribusinya pada berbagai bidang, kontribusi genetika di bidang pertanian,
khususnya pemuliaan tanaman dan ternak, boleh dikatakan paling tua. Persilangan-
persilangan konvensional yang dilanjutkan dengan seleksi untuk merakit bibit unggul, baik
tanaman maupun ternak, menjadi jauh lebih efisien berkat bantuan pengetahuan genetika.
Demikian pula, teknik-teknik khusus pemulian seperti mutasi, kultur jaringan, dan fusi
protoplasma kemajuannya banyak dicapai dengan pengetahuan genetika. Dewasa ini
beberapa produk pertanian, terutama pangan, yang berasal dari organisme hasil rekayasa
8
genetika atau genetically modified organism (GMO) telah dipasarkan cukup luas meskipun
masih sering mengundang kontroversi tentang keamanan.
Contoh lain dari perkembangan ilmu genetika dibidang pertanian adalah di temukanya
cara baru dalam mengatasi serangga hama yaitu dengan cara perakitan tanaman tahan
serangga hama melalui teknik rekayasa genetik. Salah satu kendala dalam produksi suatu
komoditas tanaman di negara yang beriklim tropis dan lembab adalah serangan organisme
pengganggu tumbuhan (OPT) seperti serangga hama dan patogen tumbuhan. Bahkan pada
tanaman tertentu seperti padi.
Serangga hama masih merupakan kendala utama dan menjadi masalah serius, misalnya
wereng coklat dan peng-gerek batang. Di negara tertentu se-perti Amerika Serikat (AS),
kerugian akibat kerusakan yang ditimbulkan serangga hama seperti penggerek jagung dan
penggerek buah kapas bisa mencapai jutaan dolar AS. Usaha pengendalian yang biasa
dilakukan petani adalah menggunakan cara bercocok tanam yang tepat yang meliputi
penanaman Hak Cipta 2002, Balitbio varie-tas tahan dan pergiliran tanaman, serta
penyemprotan insektisida.
Di negara maju, seperti AS, untuk menanggulangi OPT dari jenis serangga hama,
petani sudah menggunakan insektida hayati yang berasal dari bakteri Bacillus thuri-
ngiensis (Bt) selama lebih dari 30 tahun. Namun secara komersial produksi insektisida
hayati terbatas dan pengaruh perlindungannya hanya berumur pendek. Selain pengendalian
dengan insektisida, petani juga menggunakan varietas tahan. Penggunaan varietas tahan
merupakan cara pengendalian serangga hama yang murah dan ramahlingkungan. Perbaikan
sifat tanaman dapat dilakukan melalui modifikasi genetic baik dengan pemuliaan tanaman
secara konvensional maupun dengan bioteknologi khususnya tek-nologi rekayasa genetik.
Kadang-kadang dalam perakitan
Varietas tanaman tahan serangga hama, pemulia konvensional menghadapi suatu
kendala yang sulit dipecah-kan, yaitu langkanya atau tidak ada-nya sumber gen ketahanan
di da-lam koleksi plama nutfah. Contoh sumber gen ketahanan yang langka adalah gen
ketahanan terhadap se-rangga hama, misalnya penggerek batang
9
padi, penggerek polong ke-delai, hama boleng ubi jalar, peng-gerek buah kapas (cotton
bolworm), dan penggerek jagung (Herman, 1997). Akhir-akhir ini, ke-sulitan pemulia
konvensional terse-but dapat diatasi dengan teknologi rekayasa genetik melalui tanaman
transgenik (Herman, 1996).
Pemulian dan perekayasa genetik mempunyai tujuan yang sama. Pemulia ta-naman
secara konvensional mela-kukan persilangan dan atau seleksi, sedangkan perekayasa
genetik mengembangkan secara terus menerus dan memanfaatkan teknik isola-si dan
transfer gen dari sifat yang di-inginkan. Melalui rekayasa genetik sudah dihasilkan tanaman
transgenic yang memiliki sifat baru seperti ketahan-an terhadap serangga hama atau
herbisida atau peningkatan kualitas hasil. Tanaman transgenik tahan serangga hama tersebut
sudah banyak ditanam dan dipasarkan di berbagai negara (James, 2002a). Sedangkan di
Indonesia, tanaman transgenik tahan serangga hama baru pada taraf penelitian perakitannya.
Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang tanaman transgenic tahan serangga hama,
perkembangan tanaman transgenic secara global, dan status tanaman transgenik di
Indonesia.
2. Kesehatan
Salah satu contoh klasik kontrubusi genetika di bidang kesehatan adalah diagnosis dan
perawatan penyakit fenilketonurani (PKU). Penyakit ini merupakan penyakit menurun yang
disebabkan oleh mutasi gen pengatur katabolisme fenilalanin sehingga timbunan kelebihan
fenilalanin akan dijumpai di dalam aliran darah sebagai derivat-derivat yang meracuni
sistem syaraaf pusat. Dengan diet fenilalanin yang sangat ketat, bayai tersebut dapat
terhindar dari penyakit PKU meskipun gen mutan penyebabnya sendiri sebenarnya tidak
diperbaiki.
Beberapa penyakit genetika lainnya telah dapat diatasi dampaknya dengan cara seperti
itu. Meskipun demikia, hingga sekarang masih banyak penyakit yang menjadi tantangan
para peneliti dari kalangan kedokteran dan genetika untuk menanganinya seperti
perkembangannya resistensi bakteri patogen terhadap antibiotok, penyakit-penyakit kanker,
dan sindrom hilangnya kekebalan bawaan atau acquired immunodeficiency
syndrome (AIDS).
10
Contoh lain dari perkembangan ilmu genetika dibidang kesehatan adalah proyek
genom manusia yang dipelopori oleh amerika serikat dimana proyek ini akan menguraikan
100.000 gen manusia. Diperkirakan pada abad XXI mendatang akan muncul bidang
kedokteran baru yang disebut ilmu kedokteran prediktif (predictive medicine). Munculnya
ilmu kedokteran tersebut di mungkinkan karena pada abad XXI mendatang, diperkirakan
seluruh informasi dari genom manusia yang mengandung 100.000 gen akan teridentifikasi.
Dengan diketahuinya genom manusia dapat digunakan memprediksi berbagai penyakit,
artinya dengan ilmu kedoktran prediktif dapat diketahui kemungkinan seseorang mengalami
kanker payudara atau kanker calon rental dengan melakukan analisa terhadap kombinasi
gen-gen yang dipunyai orang tersebut.
3. Industri farmasi
Teknik rekayasa genetika memungkinkan dilakukannya pemotongan molekul DNA
tertentu. Selanjutnya, fragmen-fragmen DNA hasil pemotongan ini disambungkan dengan
molekul DNAlain sehingga terbentuk molekul DNA rekombinan. Apabila molekul DNA
rekombinan dimasukkan kedalam suatu sel bakteri yang sangat cepat pertumbuhannya,
misalnya Escherichia coli, maka dengan mudah akan diperoleh salinan molekul DNA
rekombinan dalam jumlah besar dan waktu yang singkat. Jika molekul DNA rekombinan
tersebut membawa gen yang bermanfaat bagi kepentingan manusia, maka berarti gen ini
telah diperbanyak dengan cara yang mudah dan cepat. Prinsip kerja semacam ini telah
banyak di terapkan diberbagai industri yang memproduksi biomolekul penting seperti
insulin, interferon, dan beberapa hormon pertumbuhan.
4. Hukum
Sengketa dipengadilan untuk menentukan ayah kandung bagi seorang anak secara
klasik sering diatasi melalui pengujian golongan darah. Pada kasus-kasus tertentu cara ini
dapat menyelesaikan masalah dengan cukup memuaskan, tetapi tidak jarang hasil yang
diperoleh kurang meyakinkan. Belakangan ini dikenal cara yang jauh lebih canggih, yaitu
uji DNA. Dengan membandingkan pola restriksi pada molekul DNA anak,ibu, dan orang
yang dicurigai sebagai ayah kandung anak, maka dapat diketahui benar tidaknya kecurigaan
tersebut.
11
Dalam kasus-kasus kejahatan seperti pembunuhan, pemerkosaan, dan bahkan teror
pengeboman, teknik rekayasa genetika dapat diterapkan untuk memastikan benar tidaknya
tersangka sebagai pelaku. Jika tersangka masih hidup pengujian dilakukan dengan
membandingkan DNA tersangka dengan DNA objek yang tertinggal di tempat kejadian,
misalnya rambut atau sperma. Cara ini dikenal sebagai sebagia sidik jari DNA (DNA finger
printing). Akan tetapi, jika tersangka mati dan tubuhnya hancur, maka DNA dari bagian-
bagian tubuh tersangka dicocokkan pola restruksinya dengan DNA kedua orang tuanya atau
saudara-saudaranya yang masih hidup.
5. Kemasyarakatan dan kemanusiaan
Di negara-negara maju, terutama di kota-kata besarnya, dewasa ini dapat dijumpai
klinik konsultasi genetik yang antara lain berperan dalm memberikan pelayanan konsultasi
perkawinan. Berdasarkan atas data sifat-sifat genetik, khususnya penyakit genetik, pada
kedua belah pihak yang akan menikah, dapat dijelaskan berbagai kemungkinan penyakit
genetik yang akan diderita oleh anak mereka, dan juga besar kecilnya kemungkinan
tersebut.
Contoh kontribusi pengetahuan genetika di bidang kemanusiaan antara lain dapat di
lihat pada gerakan yang dinamakan eugenika, yaitu gerakan yang berupaya untuk
memperbaiki kualitas genetika manusia. Jadi, dengan gerakan ini sifat-sifat positif manusia
akan di kembangkan, sedangkan sifat-sifat negatifnya ditekan. Di berbagai negara, terutama
di negara-negara berkembang, gerakan eugenika masih sering dianggap tabu. Selain itu, ada
tantangan yang cukup besar bagi keberhasilan gerakan ini karena pada kenyataannya orang
yang tingkat kecerdasannya tinggi dengan status sosial ekonomi yang tinggi pula biasanya
hanya mempunyai anak sedikit. Sebaliknya, orang dengan tingkat kecerdasan dan status
sosial-ekonomi rendah umumnya justru akan beranak banya
12
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Genetika disebut juga ilmu keturunan, berasal dari kata genos (bahasa latin), artinya
suku bangsa-bangsa atau asal-usul. Secara “Etimologi”kata genetika berasal dari kata genos
dalam bahasa latin, yang berarti asal mula kejadian. Genitika adalah ilmu yang mempelajari
seluk beluk alih informasi hayati dari generasi kegenerasi. Oleh karena cara berlangsungnya
alih informasi hayati tersebut mendasari adanya perbedaan dan persamaan sifat diantara
individu organisme, maka dengan singkat dapat pula dikatakan bahwa genetika adalah ilmu
tentang pewarisan sifat.
Karya Mendel tentang pola pewarisan sifat tersebut dipublikasikan pada tahun 1866
di Proceedings of the Brunn Society for Natural History. Namun, selama lebih dari 30 tahun
tidak pernah ada peneliti lain yang memperhatikannya. Baru pada tahun 1900 tiga orang
ahli botani secara terpisah, yaitu Hugo de Vries di belanda, Carl Correns di jerman dan Eric
von Tschermak-Seysenegg di Austria, melihat bukti kebenaran prinsip-prinsip Mendel pada
penelitian mereka masing-masing. Semenjak saat itu hingga lebih kurang pertengahan abad
ke-20 berbagai percobaan persilangan atas dasar prinsip-prinsip Mendel sangat
mendominasi penelitian di bidang genetika. Hal ini menandai berlangsungnya suatu era
yang dinamakan genetika klasik.
Seiring berkembangnya jaman, ilmu genetika semakin mengalami perkembangan
bahkan ilmu genetika sudah banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam berbagai
bidang diantaranya pertanian, kesehatan, industri farmasi, hukum serta kemasyarakatan dan
kemanusiaan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Neil Campbell. 2002. Biologi. Erlangga: Jakarta
Suryo.1992.Genetika Strata 1. Universitas Gajah Mada: Jogjakarta
14