Post on 07-Jul-2018
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
1/73
4.1 Umum
Rencana pendekatan teknis dan metode pelaksanaan pekerjaan sangat diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, agar dapat dicapai suatu hasil analisis yang cermat, teliti dan
optimal. Rencana pendekatan teknis dan metode pelaksanaan ini disusun berdasarkan
Kerangka Acuan Kerja yang telah ditetapkan oleh Pengguna Jasa.
Pada Pendekatan dan Metodologi ini Konsultan akan menjelaskan mengenai tahapan-
tahapan dalam suatu kegiatan perencanaan pengamanan pantai, meliputi kegiatan-
kegiatan sebagai berikut :
ahap Persiapan
ahap !n"entarisasi #ata #an elaah A$al % Desk Study&
ahap 'ur"ey Pendahuluan % Reconnaissance Survey&
ahap 'ur"ey (apangan
ahap Pengolahan #ata
ahap Analisa Pengembangan)Pembangunan Pelabuhan
ahap Penyusunan Rencana !nduk Pelabuhan
4-1
Bab 4Metodologi
Pelaksanaan Pekerjaan
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
2/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
ahap Pelaporan dan #iskusi
Pada bagian ini akan dibahas mengenai pemahaman mengenai metodologi pekerjaan
dimana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja %KAK& diuraikan sebagai berikut :
Penyusunan Rencana !nduk Pelabuhan (aut Korido merupakan suatu pekerjaan yang
bersi*at kompleks dan terimtegrasi dengan berbagai bidang pekerjaan, disiplin ilmu dan
tingkat keahlihan yang benar-benar terkuali*ikasi dikarenakan keterkaitannya dengan
pedoman, standar dan aturan teknis yang diberlakukan dan terkait dengan keterpaduan
intra dan antar moda transportasi dalam cakupan $ilayah yang akan dilayani. +leh
karenanya di dalam perencanaan suatu pelabuhan diperlukan pendekatan dan
metodologi dengan mempertimbangkan berbgai aspek, meliputi strategi pengembangan
$ilayah, teknis, ekonomis, keselamatan pelayaran dan lingkungan agar in"estasi yang
ditanamkan dapat berdaya guna %e*isien& dan berhasil guna %e*ekti*&. Pemahaman
terhadap metodologi dalam Penyusunan Rencana !nduk Pelabuhan (aut Korido adalah
sebagai berikut :
& Penyusunan Rencana Kerja Rinci
Rencana kerja rinci dapat disajikan dalam *ormat timeline dimana menguraikan
semua tahapan dari a$al sampai akhir sehingga dapat terkontrol serta menelaah danmengkaji metode pendekatan yang akan dipakai dalam penggumpulan data
lapangan maupun analisis data dari lapangan.
& !n"entarisasi #ata #an elaah A$al
Kegiatan pengumpulan data sekunder meliputi rencana tata ruang $ilayah, data
sosial ekonomi, data jaringan transportasi serta studi terkait. erdasarkan data
sekunder kemudian dilakukan telaah a$al untuk melihat gambara lokasi a$al.
/& 'ur"ey Pendahuluan
a& Pengamatan lapangan secara "isual dan dokumentasi keadaan lapangan melalui
*oto-*oto.
b& 0a$ancana kondisi lapangan dengan pejabat, penduduk, dan pengguna jasa
pelabuhan.
1& 'ur"ei (apangan
4-2
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
3/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
Melakukan sur"ey untuk melihat kondisi topogra*i, batimetri, hidro-osenogra*i dan
lingkungan.
2& Analisa Pengembangan Pelabuhan
Analisa pengembangan pelabuhan meliputi kajian aspek teknis, aspek operasional,
analisa potensi dan permintaan jasa angkutan laut, analisa kebutuhan *asilitas dan
analisa ekonomi *inansial.
3& Penyusunan Rencana !nduk Pelabuhan (aut Korido
Penyusunan rencana induk menyangkut layout tata letak *asilitas, tahapan
pengembangan)pembangunan pelabuhan, penyusunan kebutuhan dan tata guna
lahan.
4& Kegiatan Asistensi dengan tim pendamping %counter part&
'etiap tahapan kerja %progres& yang dilalui dilakukan asistensi dengan tim
pendamping dari pemberi kerja %counter part&. 5al ini dilakukan bagian dari kualitas
dan kuantitas dari tahapan pekerjaan serta masukan atau saran dari tim pendamping
bagi konsultan perencana.
6& Kegiatan Presentasi dan diskusi dengan tim pendamping %7ounter Part&
'etiap tahapan pelaporan hasil pekerjaan didiskusikan atau dipresentasikan dengan
tim pendamping serta hasil dari kegiatan tersebut dituangkan dalam berita acara
pembahasan.
'ecara sistimatis pendekatan dan metode pelaksanaan pekerjaan 8P9;
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
4/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
Gambar 4.1 Bagan alir pelaksanaan penyusunan Rencana Induk
Pelabuhan Korido Provinsi Papua.
4.1.1 Studi Literatur Awal
Gambar 4.2 'ebagai langkah a$al dalam pelaksanaan pekerjaan ini,
dilakukan studi literatur a$al yang mencakup re*erensi dan pedoman yang
berkaitan dengan kegiatan pekerjaan antara lain meiputi:
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
5/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
Rencana !nduk Pelabuhan asional ahun ?/?
4.1.2 Penjabaran Detail Pokok Pekerjaan
Gambar 4.3 #alam kegiatan ini konsultan akan melakukan kon*irmasi kepada
pihak Pemberi ugas tentang isu-isu pokok pekerjaan ini, menyangkut: materi,
tujuan, sasaran, lingkup kegiatan, serta *iloso*i dan kerangka kerja %*rame$ork&
dari studi ini sehingga produk yang dihasilkan mencerminkan keinginan
Pemberi ugas.
Gambar 4.4 Penjabaran detail Pokok Pekerjaan harus sudah diselesaikan
sebelum laporan pendahuluan dibuat. #engan demikian, laporan pendahuluan
yang dibuat oleh konsultan akan menjadi acuan konsultan dan Pemberi ugasdalam pelaksanaan pekerjaan ini.
4.1.3 Persiapan Personil dan Peralatan
Gambar 4.5 ersamaan dengan kegiatan penjabaran detail pokok pekerjaan,
konsultan akan melakukan persiapan personil dan peralatan. Persiapan personil
dan peralatan dilakukan untuk kegiatan di kantor maupun kegiatan di lapangan
yang meliputi: penugasan personil, pembuatan peta kerja, penyiapan peralatan
sur"ey, penyiapan surat-surat ijin)surat keterangan, dan pemeriksaan alat-alatsur"ey.
4.1.4 Penusunan !en"ana #erja $erin"i
Gambar 4.% erdasarkan hasil studi literatur a$al dan penjabaran detail
pokok pekerjaan, selanjutnya dalam kegiatan ini akan disusun metode dan
rencana kerja secara lebih rinci yang akan dibahas bersama Pihak Pemberi
ugas, untuk disepakati bersama, dan untuk selanjutnya metode dan rencana
kerja tersebut akan digunakan sebagai acuan %gudelines& dalam pelaksanaan
seluruh rangkaian kegiatan dalam pekerjaan ini.
4.2 $a&ap 'n(entarisasi Data dan $elaa& Awal
4.2.1 'n(entarisasi Data
Gambar 4.) #alam kegiatan in"entarisasi data, metode dan rencana kerja
yang telah disepakati sebelumnya, akan dijabarkan lebih lanjut, sehingga dapat
diidenti*ikasi kebutuhan secara lengkap tentang seluruh data dan in*ormasi yang
4-5
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
6/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
diperlukan dalam pekerjaan ini, mencakup nama, jenis, skala, lingkup, dan
periode data. Ruang lingkup in"entarisasi data sekunder adalah:
& Kebijakan Pemeriintah terkait Rencana ata una (ahan dan Prasarana Bisik
0ilayah, meliputi:
atanan Kepelabuhan asional.
Rencana ata Ruang 0ilayah %RR0& Pro"insi Papua dan Kabupaten
Pangkajene Kepulauan.
Jaringan prasarana transportasi dan rencana pengembangannya.
!n*ormasi mengenai daerah-daerah yang termasuk MP/9!, Ka$asan 9konomi
Khusus %K9K&, Ka$asan Pengembangan 9konomi erpadu %KAP9& serta
Ka$asan strategis pembangunan nasional lainnya sesuai rencana Pemerintah
Pusat.
!n*ormasi mengenai daerah khusus, daerah tertinggal, dan pulau terluar.
!n*ormasi mengenai daerah ra$an bencana.
& #ata 'osial 9konomi 0ilayah, meliputi:
Kependudukan %jumlah, kepadatan, sebaran dan laju pertumbuhan&.
Pertumbuhan 9konomi asional dan #aerah.
Produk #omestik Regional ruto %P#R&.
9kspor dan !mpor.
Pro*il Potensi !n"estasi dan Pengembangan !ndustri di #aerah.
Potensi Komoditas
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
7/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
#ata meteorologi dan klimatologi %suhu udara, kelembaban, arah angin dan
kecepatan angin, curah hujan, gempa&.
!n*ormasi mengenai daerah konser"asi.
1& #okumen)hasil studi terkait, meliputi:
5asil studi atau perencanaan pengembangan pelabuhan yang terkait.
5asil studi atau rencana pihak-pihak s$asta)in"estor terhadap area tertentu di
ka$asan pelabuhan.
5asil studi atau perencanaan sektor-sektor lain yang terkait dengan rencana
pembangunan pelabuhan.
2& Kondisi eksisting *asilitas pelabuhan, meliputi:
#ata Basilitas PelabuhanC
(ayout 9ksisting PelabuhanC
#ata kondisi Alur PelayaranC
#ata 'arana antu a"igasi Pelayaran %'P&.
3& #ata operasional pelabuhan, meliputi:
Gambar 4.* Merupakan data historis mengenai kondisi)karakteristik jasa
angkutan laut yang diperlukan untuk analisis kebutuhan
pembangunan)pengembangan *asilitas pelabuhan, yang meliputi:
Jumlah ship callC
=olume pergerakan barang %bongkar, muat, ekspor, dan impor&C
Jumlah pergerakan penumpangC
Rute)jaringan pelayaranC
ipe)jenis kapal yang beroperasi.
Gambar 4.+ Adapun secara lengkap kebutuhan data, sumber data dan lokasi
pengambilan data diuraikan pada berikut ini.
Gambar 4.1,
4-7
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
8/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
4.2.2 $elaa& Awal - Desk Study
Gambar 4.11 erdasarkan hasil in"entarisasi data yang telah dilakukan,
selanjutnya dilakukan kegiatan telah a$al %desk study& yang bertujuan untuk
memberikan gambaran a$al sebagai berikut:
& ambaran umum mengenai lokasi pengembangan)pembangunan pelabuhan.
& ambaran a$al kondisi aspek teknis lokasi pengembangan)pembangunan
pelabuhan yang menyangkut topogra*i lokasi, batimetri, kondisi kecepatan dan arah
angin, kondisi alur pelayaran dan ka$asan perairan.
Gambar 4.12 Kegiatan telaah a$al %desk study& dilakukan sebelum
pelaksanaan kegiatan sur"ey pendahuluan dan akan dilengkapi setelah kegiatantersebut.
Gambar 4.13
4.3 $a&ap Sur(e Penda&uluan
Gambar 4.14 Maksud dari sur"ey pendahuluan ini adalah untuk melakukan
pengecekan dan identi*ikasi hasil telaah a$al guna mengetahui kondisi dan
permasalahan yang ada di lokasi, meliputi:& Kunjungan lapangan untuk melakukan pengamatan "isual dan dokumentasi antara
lain:
a& Pengamatan aspek teknis lokasi %topogra*i, ketersediaan lahan, kondisi cuaca,
arah dan kecepatan angin, dan lain-lain&.
b& Pengamatan aspek operasional pelabuhan %kolam pelabuhan, alur pelayaran,
kebutuhan peralatan 'P, dan lain-lain&.
c& Pengamatan aspek kondisi lingkungan.
& Melakukan diskusi)$a$ancara dengan pihak-pihak terkait antara lain:
a& Pengelola pelabuhan untuk mengetahui berbagai permasalahan terkait
pengelolaan pelabuhan, berikut usulan)aspirasi dalam rangka meningkatkan
kinerja angkutan laut.
4-8
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
9/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
b& Perusahaan Pelayaran, ditujukan untuk mengetahui berbagai permasalahan
terkait pengelolaan armada kapal, berikut usulan)aspirasi dalam rangka
meningkatkan kinerja angkutan laut.
4.4 $a&ap Sur(e Lapan/an
Gambar 4.15 'etelah dilakukan telaah a$al dan sur"ey pendahuluan
%reconnaisance sur"ey&, selanjutnya Konsultan harus melakukan 'ur"ey
(apangan, yang terdiri dari beberapa kegiatan.
4.4.1 Sur(e $opo/ra0i dan atimetri
Gambar 4.1% 'ur"ei topogra*i dan bathimetri ini adalah memperoleh data
lapangan sebagai gambaran bentuk permukaan tanah berupa situasi danketinggian)kedalaman serta posisi kenampakan yang ada baik untuk area darat
maupun area perairan laut di lokasi pengembangan)pembangunan pelabuhan.
4.4.2 !uan/ Lin/kup
Gambar 4.1) Ruang lingkup sur"ey topogra*i dan batimetri sebagai berikut:
& Pemasangan bench mark %M& dan control point %7P&.
& 'ur"ey topogra*i seluas D? ha pada $ilayah daratan lokasi pengembangan)pembangunan pelabuhan.
/& 'ur"ey batimetri seluas D/? ha pada $ilayah perairan lokasi
pengembangan)pembangunan pelabuhan.
4.4.3 Peralatan Sur(e
Gambar 4.1* Peralatan yang dipergunakan dalam suatu kegiatan sur"ey
topogra*i dan batimetri antara lain: heodolite otal 'tation opcon ' /2
0aterpass opcon A1
9chosounder P'Map 1?s
P' handheld
Rambu ukur
Pita ukur
4-9
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
10/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
5andy talky
Perahu motor
Kamera
4.4.4 Pemasan/an en"& ark - dan ontrol Point -P
Gambar 4.1+ 'ebagai titik pengikatan dalam sur"ey topogra*i dan batimetri
perlu dibuat bench mark %M& dibantu dengan control point %7P&. Kedua jenis
titik ikat ini mempunyai *ungsi yang sama, yaitu untuk menyimpan data
koordinat, baik koordinat %E,;& maupun ele"asi %F&. Mengingat *ungsinya
tersebut maka patok-patok beton ini diusahakan ditanam pada kondisi tanah
yang stabil dan aman. Kedua jenis titik ikat ini diberi nomenklatur atau kode,untuk memudahkan pembacaan peta yang dihasilkan.
Gambar 4.2, eberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemasangan M
di lapangan adalah:
Patok M dipasang pada tempat yang aman dan stabil serta posisinya
ditentukan melalui pengukuran dari titik-titik poligon atau dipasang pada titik-
titik poligon serta mudah diketemukan.
Pemasangan patok batas dilakukan dengan dasar petunjuk Pemberi ugas atau
pihak yang ber$enang yang mengetahui secara pasti letak masing-masing titik
batas pengukuran.
M dibuat dari cor beton dengan ukuran ? G ? cm dan tinggi ?? cm,
dipasang 4? cm tertanam didalam tanah dilengkapi dengan rangka besi dan
dipakai sebagai kerangka utama dalam pengukuran situasi.
Patok beton pembantu %7ontrol Point)7P& dipasang sebagai patok pendamping
untuk orientasi arah dan untuk memudahkan dalam uji petik %cross check& atau
untuk arah orientasi aHimuth. 7P mempunyai ukuran dengan diameter ? G ?
G ?? cm
Penomoran M dicantumkan pada marmer % G & cm dengan cara
cekungan, sedangkan untuk 7P dibuat dalam ukuran %6 G 6& cm.
entuk *ormulir dan cara pengisian dibuat sesuai *ormat yang telah ditentukan.
4-10
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
11/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
'ketsa lokasi dan keterangan letak M)7P, dibuat sejelas mungkin untuk
memudahkan dalam pencarian M)7P dikemudian hari.
Boto M)7P dibuat dalam posisi close-up dan posisi penampakan daerah
sekitarnya. Pemotretan diusahakan dibuat sedemikian rupa, agar nomor M)7P
dan keterangan yang diperlukan tampak jelas.
Boto, sketsa data koordinat %E,;&, data ele"asi %H& dan keterangan lokasi
M)7P dicantumkan pula dalam *ormat standar tersebut.
Gambar 4.21
Gambar 4.22Bentuk dan ukuran Bench Mark (BM).
Gambar 4.23
4-11
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
12/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
Gambar 4.24
Gambar 4.25Bentuk dan ukuran Control Point (CP).
4.4.5 Sur(e $opo/ra0i
Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal (Poligon)
Gambar 4.2% Maksud dari pengukuran polygon yaitu untuk menentukan posisi
planimetris %E,;& dari titik-titik bench mark %M& dan control point %7P& guna
pengikatan titik-titik selanjutnya maupun sebagai kerangka penggambaran
daerah yang akan dipetakan. Pengukuran ini terdiri dari pengukuran kerangka
dasar utama Ikring polygon luar, dan kerangka dasar cabang Ikring polygon
dalam yang merupakan kring-kring tertutup. Adapun metode pelaksanaan
pengukuran mengacu pada 'tandar Pergukuran #irektorat Jenderal 'umber
#aya Air dan data yang diperoleh adalah sudut dan jarak.
& Alat ukur yang digunakan adalah heodolit otal 'tation yang mempunyai
ketelitian 2> dengan kemampuan memory minimal 2.??? titik.
& asis poligon meliputi daerah pemetaan yang merupakan jaring-jaring tertutup dan
diikatkan ke titik tetap orde ? atau orde akosurtanal dan benchmark skala :
2.???, kaki-kaki poligon harus melalui patok kayu dan benchmark dan sistem statip
tetap %*iGed tripod& seperti yang diuraikan di ba$ah ini dipakai untuk mendapatkan
ketelitian yang diisyaratkan.
4-12
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
13/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
/& Apabila mungkin titik-titik yang ada akan digunakan sebagai aHimut a$al dan
aHimut akhir, titik-titik tetap yang digunakan harus saling berhubungan dengan titik
tetap yang lainnya.
1& %satu detik& dan dilengkapi dengan
komponen yang diperlukan.
6&
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
14/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
'emua hasil pengamatan direduksi di lapangan jika perbedaan antara keempat
harga sudut yang diperoleh %B(, BR& melebihi 2>, maka harus dilakukan
pengukuran ulang.
oleransi untuk kesalahan penutup sudut terhadap aHimut harus ?>Ln dimana
n adalah jumlah sudut, jika kesalahan penutupnya masih berada dalam toleransi
maka sudut itu akan disesuaikan dengan aHimut matahari dan jika toleransi
tersebut dilampaui, maka aHimut dan)atau sudut-sudut tersebut harus diulang.
Kesalahan penutup linear poligon utama tidak boleh lebih besar dari : ?.???
dari panjang totalnya, poligon akan dijaga agar tetap pendek untuk menjamin
bah$a kesalahan penutup pada jaring-jaring atau bagian tidak lebih dari m.
5asil rata-rata dari keempat ujung garis tersebut harus mempunyai persamaan
lebih dari D %? mm ? ppm dari jarak& kalau tidak maka pengamatan ulang
perlu dilakukan.
Gambar 4.2)
Gambar 4.28Pengukuran sudut horiontal antar dua patok.
Pengamatan Azimut ata!ari
Gambar 4.2+ Arah)aHimut a$al ditentukan melalui pengamatan matahari
dengan tujuan untuk menghilangkan kesalahan akumulati* pada sudut-sudut
terukur dalam jaringan poligon, untuk menentukan aHimut)arah titik-titik
kontrol)poligon yang tidak terlihat satu dengan yang lainnya, dan untuk
penentuan sumbu E dan ; untuk koordinat bidang datar pada pekerjaan
4-14
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
15/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
pengukuran yang bersi*at lokal)koordinat lokal. Pengukuran aHimut matahari
dilakukan pada jalur poligon utama terhadap patok terdekat dengan titik
pengamatan pada salah satu patok yang lain.
& .
& Pengamatan dilakukan sebagai berikut:
idik kiri %target&.
idik kiri %matahari&.
idik kanan %matahari&.
idik kanan %target&
Gambar 4.3, 'eri ini merupakan satu kali pengamatan.
/& Pembacaan sudut horisontal pada pengamatan aHimut matahari harus diberikan
koreksi akibat tidak mendatarnya kedudukan alat, koreksi ini sangat penting dan
dapat dihitung dari hasil bacaan kedudukan gelembung ni"o tabung tersebut atau
apabila alat theodolit dilengkapi dengan kompensator otomatis, dari pembacaan
lingkaran "ertikal pada sudut kanan pada masing-masing sisi garis bidik.
1& Pengamatan matahari dilakukan apabila tinggi matahari lebih besar dari ? ? karena
apabila dilakukan pengamatan pada $aktu tinggi matahari diba$ah ? ? re*raksi
%pembiasan& menjadi terlalu besar dan tidak menentu, jika mungkin usahakan
ketinggian matahari di ba$ah 1??.
2& Pembacaan temperatur dan tekanan udara akan dilakukan untuk keperluan koreksi
re*raksi.
3& Perlengkapan-perlengkapan tambahan yang diperlukan terdiri dari jam tangan yang
ketepatannya dicocokkan satu menit sebelum tanda $aktu resmi berbunyi, prisma
Reolo**, tabel deklimasi matahari dan tabel re*raksi.
4& Jika untuk pengukuran aHimut digunakan metode sudut $aktu maka bisa dilakukan
pengamatan pada saat tinggi matahari di ba$ah ?N, tetapi $aktu pengamatan harus
jauh lebih teliti.
4-15
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
16/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
Gambar 4.31
Gambar 4.32
Gambar 4.""Penga!atan ai!uth astrono!is.
Pengukuran Kerangka Dasar #ertikal ($i%at Datar)
Gambar 4.34 Kerangka dasar "ertikal diperoleh dengan melakukan pengukuran
sipat datar pada titik-titik jalur polygon. Jalur Pengukuran beda tinggi dilakukan
double stand dan pergi-pulang. 'eluruh ketinggian di tra"erse net %titik-titik
kerangka pengukuran& telah diikatkan terhadap M.
Gambar 4.35 5asil pengukuran lapangan terhadap kerangka dasar "ertikal
diolah dengan menggunakan spreadsheet sebagaimana kerangka horisontalnya.
#ari hasil pengolahan tersebut didapatkan data ketinggian relati* pada titik-titik
patok terhadap enchmark acuan. Ketinggian relati* tersebut pada proses
selanjutnya akan dikoreksi dengan pengikatan terhadap ele"asi muka air laut
paling surut %((0(& yang dihitung sebagai titik ketinggian nol %?.??&.
4-16
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
17/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
& Pengukuran sipat datar digunakan dengan alat ukur le"el automatic atau le"el
automatic digital.
& 'emua patok kayu dan benchmark sudah terpasang sebelum dilakukan pengukuran
sipat datar, pemindahan ele"asi ke benchmark yang dibuat sesudah selesainya
penyipatan datar tidak akan diterima.
/& Pengukuran digunakan alat rambu ukur metrik dan tatakan rambu yang terbuat dari
metal, untuk jaring sipat datar utama digunakan alat sipat datar digital atau non
digital.
1& 'etiap alat harus dicek kolimasinya %kesalahan garis bidik& setiap hari dengan
menggunakan patok-uji %peg test&, mid-base atau cara-cara sejenis sampai dengan
jarak ?? m, dalam metode mid-base dicari perbedaan tinggi antara dua titik, di
mana hasil ukuran disaat alat ditempatkan di tengah harus dibandingkan dengan
hasil ukuran disaat alat ditempatkan di dekat salah satu titik. Penyesuaian harus
dilakukan apabila kesalahan kolimasinya labih dari ?,?2 mm)m. i"o kotak dan
kompensator otomatis juga harus selalu dicek secara teratur. Pelaksana pekerjaan
harus membuat catatan lengkap mengenai seluruh hasil pengecekan dan
penyesuaian yang telah dilakukan.
2& Rambu ukur ditempatkan pada tatakan dari metal pada setiap pengukuran %kecuali
pada benchmark atau benchmark sementara&. Juru ukur harus menginstruksikan
kepada pemegang rambu, agar rambu ukur selalu tepat "ertikal dengan
menggunakan sta**le"el atau carpenters le"el %penempatannya harus juga dicek&.
3& Metode stan ganda %double-stand& pada pengukuran si*at datar tidak boleh
digunakan, jarak bidikan tidak diperkenankan lebih dari 2? m. idikan ke belakang
kira-kira sama dengan bidikan ke muka, untuk menghindari kesalahan kolimasi.idak dibenarkan melakukan pembidikan silang %intermediate sight&.
4& Pembacaan rambu tidak boleh dilakukan melebihi ? cm dari batas ba$ah rambu
dan juga ? cm dari batas bagian atas rambu.
6&
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
18/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
@& Juru ukur harus memasukkan data-data mengenai tinggi dan rendahnya hasil ukuran
pada setiap *ormulir yang sudah ditentukan, bacaan belakang, bacaan muka, beda
tinggi Oh % dan -& harus dijumlahkan. Perbedaan antara hasil bacaan belakang, dan
muka harus sama dengan hasil beda tinggi %Oh&, hanya merupakan pengecekanaritmatik dapat menghindarkan kesalahan yang tidak terlihat karena data yang tidak
benar.
?& Pengecekan harus dilakukan pada setiap halaman dan setiap bagian pengukuran
sipat datar, secara sistematis setiap hari, serta harus ditandatangani oleh juru ukur
yang bersangkutan.
& Ketelitian sipat datar sebagai berikut: jalur utama yang pada umumnya merupakan
jaring tertutup yang terikat dengan titik re*erensi harus diukur dua kali yaitu pergi
dan pulang, perbedaan antara kedua harga untuk masing-masing seksi harus kurang
dari ?Lk mm, dimana k adalah jarak dalam km antar benchmark tersebut.
Gambar 4.3%
Gambar 4.3)
Gambar 4."8Pengukuran sipat datar.
Pengukuran $ituasi &in'i
Gambar 4.3+ #imaksudkan untuk mendapatkan data situasi dan detail lokasi
pengukuran. 'yarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pengukuran situasi, yaitu:
& Pengukuran situasi detail dilakukan dengan cara achymetri.
& Ketelitian alat yang dipakai adalah ?>.
/& Poligon tambahan jika diperlukan dapat diukur dengan metode Raai dan =orstraal.
1& Ketelitian poligon raai untuk sudut ?> √n, dimana n banyaknya titik sudut.
2& Ketelitian linier poligoon raai yaitu : ???.
4-18
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
19/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
3& Kerapatan titik detail harus dibuat sedemikian rupa sehingga bentuk topogra*i dan
bentuk buatan manusia dapat digambarkan sesuai dengan keadaan lapangan.
4& 'ketsa lokasi detail harus dibuat rapi, jelas dan lengkap sehingga memudahkan
penggambaran dan memenuhi mutu yang baik dari peta.
6& 'udut poligon raai dibaca satu seri.
@& Ketelitian tinggi poligon raai ? cm √# %# dalam km&.
Gambar 4.4, #engan cara tachymetri ini diperoleh data-data sebagai berikut:
& AHimuth magnetis.
& Pembacaan benang dia*ragma %atas, tengah, ba$ah&.
/& 'udut Henith atau sudut miring.
1& inggi alat ukur.
Gambar 4.41 erdasarkan besaran-besaran tersebut diatas selanjutnya melalui
proses hitungan, diperoleh Jarak datar dan beda tinggi antara dua titik yang telah
diketahui koordinatnya %E, ;, F&.
4.4.% Sur(e atimetri
Gambar 4.42 'ur"ei atimetri atau seringkali disebut dengan pemeruman
%sounding& dimaksudkan untuk mengetahui keadaan kedalaman dasar laut. 7ara
yang dipakai dalam pengukuran ini adalah dengan menentukan posisi-posisi
kedalaman laut pada jalur tegak lurus pantai ke arah laut dan jalur sejajar pantai
untuk cross check. Penentuan posisi-posisi kedalaman dilakukan menggunakan
P' 9chosounder.
Gambar 4.43 'ebelum pemeruman dilakukan, terlebih dahulu dilakukan perencanaan jalur sounding. Jalur sounding adalah jalur perjalanan kapal yang
melakukan sounding dari titik a$al sampai ke titik akhir dari ka$asan sur"ei.
itik a$al dan akhir untuk tiap jalur sounding dicatat dan kemudian di-input ke
dalam alat pengukur yang dilengkapi dengan *asilitas P', untuk dijadikan
acuan lintasan perahu sepanjang jalur sounding. 7ontoh jalur sounding pada
ka$asan pengukuran dapat dilihat pada gambar berikut ini.
4-19
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
20/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
Gambar 4.44
Gambar 4.45Pergerakan perahu dala! !enyusuri jalur sounding.
4.4.) Sur(e idrooseano/ra0i
Gambar 4.4% 'ur"ei hidro-oseanogra*i dilakukan untuk mendapatkan
gambaran mengenai kondisi perairan setempat yaitu kondisi pasang surut,
kecepatan arus, sampel sedimen dan air.
&uang ingku%
Gambar 4.4) Ruang lingkup sur"ey hidro-oseanogra*i sebagai berikut:
& Pengamatan pasang surut 2 hari G 1 jam.
& Pengukuran kecepatan arus pada minimal titik Q2 jam %inter"al $aktu /?
menit&.
/& Pengambilan sampel sedimen.
Peralatan $ure*
Gambar 4.4* Peralatan yang dipergunakan dalam suatu kegiatan sur"ey hidro-
oseanogra*i antara lain:
Peilschaal %rambu ukur&.
7urrentmeter
rabber 'ampel
4-20
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
21/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
P' 5andheld
abung sampel sedimen
5andy talky
Perahu motor
Kamera
Pengamatan Pasang $urut
Gambar 4.4+ Pengamatan pasang surut dilakukan dengan menggunakan
peilschaal %rambu ukur& yang dipasang pada tempat yang tenang dan tidak
terganggu gelombang secara signi*ikan. Pencatatan dilakukan satu jam sekalisecara terus-menerus minimal selama 2 hari G 1 jam mencakup periode
pasang tertinggi dan surut terendah masa pengamatan. 5asil dari kegiatan ini
berupa data pengamatan pasang surut untuk melakukan analisa pasang surut
yang mencakup konstanta pasut, pola pasut, ele"asi M'(, (0(, 50(, ((0(,
dan lain-lain.
Gambar 4.5, 5asil pengamatan pasang surut pada peilschaal dicatat pada
*ormulir pencatatan ele"asi air pasang surut yang telah disediakan. Pengamatandiikatkan %le"elling& ke patok pengukuran topogra*i terdekat pada salah satu
patok seperti gambar di ba$ah.
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
22/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
Gambar 4.5%
Gambar 4.5+Pengikatan (levelling) peilschaal penga!atan pasang
surut.
Pengukuran Ke'e%atan Arus
Gambar 4.5* ujuan pengukuran arus adalah untuk mendapatkan besaran
kecepatan dan arah arus yang akan berguna dalam penentuan si*at dinamika
perairan lokal. Metoda pelaksanaan pengukuran ini dijelaskan sebagai berikut:
". Pengukuran arus dilakukan pada beberapa lokasi di!ana arus
!e!punyai pengaruh penting. Pene!patan titik penga!atan
ini disesuaikan dengan kondisi oseanogra# lokal dan ditentukan
dari hasil studi penga!atan$ survei pendahuluan
(reconnaissance survey).%. Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran distribusi
kecepatan& dala! hal ini pengukuran dilakukan di beberapa
kedala!an dala! satu pena!pang. Berdasarkan teori yang
ada& kecepatan arus rata'rata pada suatu pena!pang yangbesar adalah
Gambar 4.5+ = ?.2 G % =?.d G =?.3d =?.6d&
Gambar 4.%, #imana:
Gambar 4.%1 d kedalaman lokasi pengamatan arus.
. Penga!atan kecepatan arus beserta arahnya dilakukan pada
kedala!an *.%d& *.+d& *.,d seperti yang dita!pilkan pada
ga!bar di ba-ah.
4-22
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
23/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
. Pengukuran arus biasanya dilakukan pada % kondisi& yaitu pada
saat pasang tertinggi (spring tide) dan surut terendah (neap
tide). /a!a pengukuran !asing'!asing sela!a %0 ja! dengan
interval -aktu * !enit& yaitu dari saat surut sa!pai dengan
saat surut berikutnya atau pada saat pasang ke saat pasang
berikutnya atau disebut " siklus pasang surut. 1i sa!ping
!engetahui besar arus& arah arus juga dia!ati.
Gambar 4.%2
Gambar 4.,"Pengukuran arus pada tiga kedala!an laut.
Gambar 4.%4 5asil dari kegiatan ini berupa data arus mencakup kecepatan dan
arah arus maksimum, kecepatan dan arah arus rata-rata, estimasi pola arus
daerah nearshore, pola arus daerah litoral dan pola sedimen transport.
Pengambilan $am%el $e-imen
Gambar 4.%5 7ontoh sedimen yang di ambil adalah sedimen dasar %bed load&
dan sedimen layang %suspended load&. Pengambilan contoh sedimen dasar dan
sedimen suspensi diperlukan untuk mengetahui diameter butiran dan kecepatan
endap butiran sedimen yang mengendap di sepanjang pantai. (okasi
pengambilan contoh sedimen diusahakan sama dengan lokasi pengukuran
kecepatan arus di lokasi. 7ontoh sedimen dimasukkan kedalam $adah)botol-
botol plastik yang terlindung dari pengaruh luar yang telah disediakan dan akan
diperiksa di laboratorium.
4-23
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
24/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
4.4.* Sur(e Permintaan 6asa An/kutan Laut
Gambar 4.%% 'ur"ei permintaan jasa angkutan laut bertujuan untuk mengetahui
asal dan tujuan barang dan penumpang serta aspirasi penumpang, pihak
pengelola pelabuhan, pihak pengelola barang dan nahkoda kapal dalam rangka
peningkatan kinerja pelayanan angkutan laut.
&uang ingku%
Gambar 4.%) Ruang lingkup sur"ey permintaan jasa angkutan laut sebagai
berikut:
& 'ur"ey $a$ancara %penumpang, pengelola barang, pengelola pelabuhan dan
nahkoda kapal&
& Pengumpulan data permintaan jasa angkutan pelabuhan eksisting
Peralatan $ure*
Borm sur"ey $a$ancara
Kamera
5.4.8.1 $ure* a/an'ara
$ure* a/an'ara Penum%ang
Gambar 4.%* 0a$ancara penumpang dilakukan untuk mengetahui asal dan
tujuan perjalanan penumpang, *rekuensi perjalanan, jenis)moda angkutan yang
digunakan sebelum %dari lokasi asal perjalanan& dan sesudah menggunakan
kapal laut yang disur"ei %untuk menuju lokasi tujuan perjalanan&, maksud
perjalanan, biaya perjalanan, $aktu tempuh perjalanan, persepsi penumpang
terhadap pelayanan angkutan laut, berikut aspirasi)usulan dalam rangka
meningkatkan kinerja pelayanan angkutan laut. 'ur"ei ini dilakukan terhadap
sejumlah sampel penumpang yang diambil secara acak %random&.
Gambar 4.%+
$ure* a/an'ara Pengelola Barang
Gambar 4.), 0a$ancara pengelola barang mengetahui asal dan tujuan
perjalanan barang, pelabuhan asal dan tujuan, jenis komiditi, jenis kemasan,
4-24
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
25/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
persepsi pengelola barang terhadap layanan angkutan laut, berikut
aspirasi)usulan dalam rangka meningkatkan kinerja pelayanan angkutan laut.
$ure* a/an'ara Pengelola Pelabu!an
Gambar 4.)1 'ur"ei $a$ancara pengelola pelabuhan dilakukan untuk
mengetahui berbagai permasalahan dalam pengelolaan pelabuhan, berikut
aspirasi) usulan dalam rangka meningkatkan kinerja pelayanan angkutan laut.
$ure* a/an'ara 0ak!o-a Ka%al
Gambar 4.)2 'ur"ei $a$ancara nakhoda kapal dilakukan untuk mengetahui
berbagai permasalahan dalam operasi kapal di pelabuhan, berikut aspirasi)
usulan dalam rangka meningkatkan kinerja pelayanan angkutan laut.
Pengum%ulan Data Permintaan asa Angkutan Pelabu!an ksisting
Gambar 4.)3 #ata permintaan jasa angkutan pelabuhan eksisting, meliputi:
#ata pergerakan serta jenis kapal yang ada.
#ata penumpang %jumlah, asal, tujuan&
#ata bongkar muat barang %jenis, jumlah asal, tujuan&. #ata *asilitas sarana dan prasarana yang ada serta $aktu pelayanannya.
#ata tari* jasa angkutan dan penyimpanan barang.
#ata-data kepelabuhan lainnya.
4.4.+ 'denti0ikasi #ondisi Lin/kun/an
&uang ingku%
Gambar 4.)4 Ruang lingkup identi*ikasi kondisi lingkungan sebagai berikut:
& Pengambilan sampel air.
& !denti*ikasi keadaan biota
Peralatan $ure*
abung sampel air
Borm pencatatan keadaan biota darat dan biota perairan
4-25
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
26/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
Pengambilan $am%el Air
Gambar 4.)5 Pengambilan sampel air di lokasi yang sama dengan pengukuran
kecepatan arus di lokasi. 7ontoh diambil pada saat spring tide dan neap tide,
masing-masing pada saat air tinggi dan air rendah. 7ontoh air dimasukkankedalam $adah)botol-botol plastik yang terlindung dari pengaruh luar yang telah
disediakan dan akan diperiksa di laboratorium untuk mendapatkan kadar kualitas
air.
3-entikasi Kea-aan Biota
Gambar 4.)% Melakukan identi*ikasi keadaan biota yang meliputi:
!denti*ikasi *lora di ka$asan pelabuhan !denti*ikasi *auna di ka$asan pelabuhan
Gambar 4.))
4.5 $a&ap Pen/ola&an Data
4.5.1 Pen/ola&an Dan Pen//ambaran $opo/ra0i dan atimetri
Gambar 4.)* Pengolahan dan penggambaran topogra*i dimaksudkan untuk
memperoleh suatu peta lengkap yang dapat memberikan gambaran bentuk
permukaan tanah berupa situasi dan ketinggian serta posisi kenampakan yang
ada baik untuk area darat maupun area perairan laut.
&uang ingku%
Gambar 4.)+ Ruang lingkup pengolahan dan penggambaran peta topogra*i dan
batimetri sebagai berikut:
& Pengolahan data topogra*i
& Pengolahan data batimetri
/& Penggambaran peta topogra*i dan batimetri
Pengola!an Data o%ogra
Hitungan Kerangka Horizontal
Gambar 4.*, #alam rangka penyelenggaraan kerangka dasar peta, dalam halini kerangka dasar horiHontal)posisi horiHontal %E,;& digunakan metoda poligon.
4-26
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
27/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
#alam perhitungan poligon ada dua unsur penting yang perlu diperhatikan yaitu
jarak dan sudut jurusan yang akan diuraikan berikut ini:
Koreksi er!a-a% Ke-alaman
Gambar 4.*1 #ata yang tercatat pada alat P'Map adalah jarak antara
tranducer alat ke dasar perairan. randucer tersebut diletakkan di bagian
belakang kapal, di ba$ah permukaan air yang terpengaruh oleh pasang surut.
+leh sebab itu diperlukan suatu koreksi kedalaman terhadap jarak tranducer ke
permukaan air dan koreksi kedalaman terhadap pasang surut.
Gambar 4.*2
Gambar 4.8"2ketsa de#nisi besaran yang terlibat dala! koreksi
kedala!an.
Gambar 4.*4 #ari de*inisi-de*inisi di atas maka ele"asi dasar dihitung dari nol
papan duga adalah %9#&:
Gambar 4.*5 EMA A Z ED −+=
4-27
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
28/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
Gambar 4.*% #imana:
Gambar 4.*) 9MA ele"asi muka air diukur dari nol papan duga.
Gambar 4.** F kedalaman air hasil sounding %jarak dasar perairan
ke tranducer&
Gambar 4.*+ A jarak tranducer ke muka air
Pengikatan er!a-a% leasi &e6erensi
Gambar 4.+, 5asil dari koreksi pertama %koreksi terhadap jarak transducer ke
muka air dan terhadap pasang surut& menghasilkan ele"asi dasar perairan
terhadap nol papan duga. 9le"asi ini kemudian diikatkan kepada ele"asi ((0(
yang dihitung pada pengolahan data pasang surut.
Gambar 4.+1 Pengikatan terhadap ((0( dapat dicari dengan menggunakan
persamaan berikut ini:
Gambar 4.+2 ELWS ED ED
LWS −=
Gambar 4.+3 #imana:
Gambar 4.+4 9#(0' ele"asi dasar perairan relati* terhadap ((0(
Gambar 4.+5 9# ele"asi dasar perairan relati* terhadap nol papan
duga
Gambar 4.+% 9(0' ele"asi (0' relati* terhadap nol papan duga
Gambar 4.+) #engan demikian ((0( berada pada ele"asi ?.?? m.
Penggambaran Peta o%ogra -an Batimetri
Gambar 4.+* Penggambaran peta merupakan akhir dari suatu pekerjaan pemetaan topogra*i dan batimetri yang juga merupakan in*ormasi dari hasil data
pengukuran keadaan lapangan sebenarnya. #ari peta ini diharapkan dapat
memberikan in*ormasi untuk menunjang pekerjaan.
& 'ecara umum peta situasi lokasi skala : ??? dengan kontur ,? meter, indeks
kontur harus ada pada inter"al 2 m.
4-28
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
29/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
& 'emua garis kontur digambar dengan menggunakan ukuran ?, mm kecuali untuk
indeks kontur digunakan ukuran ?,/ mm, harga-harga garis kontur dituliskan hanya
pada indeks kontur setiap lima garis kontur.
/& aris silang %grid& panjang ? G ? mm, dan pada sisi peta garis silangnya
sepanjang 2 mm dan koordinat-koordinat garis silang ditulis di dalam atau di luar
batas lembar peta bergantung dari keinginan pemilik pekerjaan, koordinat-koordinat
tersebut ditulis dengan selang 2? m sepanjang keempat sisi dari peta, angka harus
ditulis dengan tinggi tulisan ,2 mm.
1& Kertas yang akan dipakai adalah transparan stabil atau yang sejenis, peta-peta
dilengkapi dengan keterangan %legenda& situasi menurut standar yang berlaku
berkenaan dengan ukuran garis, arsiran dan symbol yang diserahkan kepada pihak
pemilik pekerjaan.
4.5.2 Pen/ola&an Data idrooseano/ra0i
Gambar 4.++ Pengolahan data hidro-oseanogra*i dimaksudkan untuk
memperoleh gambaran kondisi hidro-oseanograi perairan di sekitar lokasi
rencana pengembangan)pembangunan.
&uang ingku%
Gambar 4.1,, Ruang lingkup pengolahan data hidro-oseanogra*i sebagai
berikut:
Pengolahan #ata Angin
Peramalan elombang
Pengolahan #ata Pengamatan Pasang 'urut
Pengolahan #ata Pengukuran Kecepatan Arus
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
30/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
Meteorologi setempat. #ata angin diklasi*ikasikan berdasarkan kecepatan dan
arah yang kemudian dihitung besarnya persentase kejadiannya. Arah angin
dinyatakan dalam bentuk delapan penjuru arah mata angin %
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
31/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
bangunan laut. elombang laut yang akan diramal adalah gelombang laut dalam
yang dibangkitkan oleh angin di laut dalam suatu perairan, kemudian merambat
ke arah pantai dan pecah seiring dengan mendangkalnya perairan dekat pantai.
5asil peramalan gelombang berupa tinggi dan perioda gelombang signi*ikanuntuk tiap arah angin utama.
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
32/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
& Pertama ditarik garis-garis *etch setiap selang sudut 2?.
& iap penjuru angin %arah utama& mempunyai daerah pengaruh selebar .2? ke
sebelah kiri dan kanannya.
/& Panjang garis *etch dihitung dari $ilayah kajian sampai ke daratan di ujung lainnya.
Jika hingga ?? km ke arah yang diukur tidak terdapat daratan yang membatasi
maka panjang *etch untuk arah tersebut ditentukan sebesar ?? km.
1& Masing-masing garis *etch dalam daerah pengaruh suatu penjuru angin %arah utama&
diproyeksikan ke arah penjuru tersebut.
2& Panjang garis *etch diperoleh dengan membagi jumlah panjang proyeksi garis-garis
*etch dengan jumlah cosinus sudutnya.
Gambar 4.11)
Gambar 4.118 Contoh 3etch (daerah pe!bentukan gelo!bang).
Gambar 4.11+
Gelombang $ignikan
Gambar 4.12, Pada peramalan gelombang perlu ditentukan kondisi
pembentukan gelombang yang terjadi di lokasi. #iagram alir proses peramalan
gelombang berdasarkan data angin seperti gambar berikut.
4-32
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
33/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
Gambar 4.121
Gambar 4.122 1iagra! alir proses pera!alan gelo!bang
berdasarkan data angin.
". 4erbatas 5aktuPada pe!bentukan gelo!bang terbatas -aktu& -aktu angin
bertiup kurang la!a. Kondisi gelo!bang yang terbentuk adalah
3ungsi dari kecepatan angin dan durasi. Penghitungan
para!eter gelo!bang untuk jenis ini dapat !enggunakan
bantuan gra#k.%. 4erbatas 6etch
Pada pe!bentukan gelo!bang terbatas 3etch& angin bertiup
cukup la!a dan kondisi gelo!bang yang terbentuk adalah3ungsi dari kecepatan dan panjang 3etch. Penghitungan
4-33
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
34/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
para!eter gelo!bang terbatas 3etch ini dapat !enggunakan
persa!aan berikut ini
=?,1-
--
'
"
gB?,?-2tanh?,-6/
"
g5
=
?,-2
-
'
"
gB?,?44tanh,-
T"-
g
1i!ana72 8 tinggi gelo!bang signi#kan (!) 42 8 periode gelo!bang signi#kan (!)v 8 kecepatan angin (!$det)
. Pe!bentukan 2e!purna9elo!bang ini terbentuk bila angin bertiup cukup la!a dan
dengan kecepatan yang cukup besar. Persa!aan'persa!aan
yang digunakan untuk kondisi pe!bentukan gelo!bang
se!purna adalah
?,-6/"
g5-
'=
,-T"-
g'=
1i!ana72 8 tinggi gelo!bang signi#kan (!) 42 8 periode gelo!bang signi#kan (!)
v 8 kecepatan angin (!$det)Gambar 4.123
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
35/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
1i!anav 8 kecepatan angin 8 ;<g 8 percepatan gravitasi6 8 panjang 3etch e3ekti3
0. Periksa harga dari t!in. =ika : > t!in gelo!bang terbatas 3etch =ika : ? t!in gelo!bang terbatas -aktu
+. 7itung tinggi dan periode gelo!bang signi#kan berdasarkan
kondisi yang ada.
Gelombang &en'ana
Gambar 4.124 Penentuan tinggi gelombang rencana dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
& #ari hasil peramalan gelombang gelombang signi*ikan, diambil tinggi gelombang
signi*ikan yang terbesar dengan periodanya untuk tiap arah.
& #ari tabel tersebut untuk tiap tahun diambil gelombang signi*ikan terbesar dengan
tidak memperhatikan arah datang gelombang.
/& #ilakukan analisis harga ekstrim dengan analisis *rekuensi berdasarkan data
gelombang signi*ikan terbesar tahunan yang telah tersusun dari langkah
sebelumnya.
1& Analisis *rekuensi gelombang rencana dengan metode yang digunakan terdiri dari
beberapa distribusi yaitu (og ormal, (og Pearson !!!, Pearson !!! dan umbell.
Analisis *rekuensi adalah kejadian yang diharapkan terjadi, rata-rata sekali setiap
tahun atau dengan perkataan lain tahun berulangnya tahun. Kejadian pada suatu
kurun $aktu tertentu tidak berarti akan terjadi sekali setiap ? tahun akan tetapi
terdapat suatu kemungkinan dalam ??? tahun akan terjadi ?? kali kejadian ?
tahunan.
2& Pemilihan distribusi yang sesuai dari beberapa distribusi tersebut untuk memberikan
nilai tinggi gelombang rencana.
Distribusi Gelombang
Gambar 4.125 inggi dan perioda gelombang yang diperoleh dari hasil
peramalan gelombang dengan menggunakan data angin yang ada kemudian
dikelompokkan menurut bulan kejadian. (angkah selanjutnya dicari persentasekejadian tinggi dan periode gelombang setiap bulannya menurut besar dan
4-35
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
36/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
arahnya yang disajikan dalam bentuk $a"erose untuk mengetahui perilaku
gelombang yang timbul menurut bulan kejadiannya.
Gambar 4.12%
Gambar 4.12+ Contoh -averose hasil pera!alan gelo!bang.
Pengola!an Data Pengamatan Pasang $urut
Gambar 4.12* Pengolahan data pengamatan pasang surut dilakukan untuk
mengetahui tipe pasang surut dan menentukan ele"asi muka air rencana di lokasi
pengembangan)pembangunan pelabuhan.
4-36
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
37/73
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
38/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
Gambar 4.133
Gambar 4.134
Gambar 4.135
Gambar 4.13%
Penentuan i%e Pasang $urut
Gambar 4.13) #engan didapatkannya nilai amplitudo dari komponen pasang
surut, dapat ditentukan tipe pasang surut yang terjadi pada lokasi, yaitu denganmelakukan perhitungan BormHall %B& dengan persamaan sebagai berikut:
Gambar 4.13* B -A'-AMAK A+
+
+
Gambar 4.13+ #imana:
Gambar 4.14, A+ amplitudo komponen +
Gambar 4.141 AK amplitudo komponen K
Gambar 4.142 AM amplitudo komponen M
Gambar 4.143 A' amplitudo komponen '
Gambar 4.144 ipe pasang surut berdasarkan angka *ormHall dapat dilihat pada
tabel berikut.
$able 4.2 ipe Pasang surut berdasarkan angka *ormHall.
4-38
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
39/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
Gambar 4.145
Gambar 4.14%
eng!itung leasi uka Air &en'ana
Gambar 4.14) #engan menggunakan komponen pasang surut yang telah
dihasilkan dapat ditentukan beberapa ele"asi muka air penting. #ari beberapa
ele"asi muka air tersebut, dipilih salah satu muka air yang akan digunakan
sebagai acuan dalam perencanaan yang disebut ele"asi muka air rencana.
Gambar 4.14*
Gambar 4.14+
$able 4.3 9le"asi muka air penting.
4-39
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
40/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
Gambar 4.15,
Pengola!an Data Pengukuran Arus
Gambar 4.151 Pengolahan data arus dilakukan untuk mengetahui besar arus
rata-rata di lokasi titik sur"ei. #ata hasil pengukuran arus adalah berupa
kecepatan dan arah gerak arus. #ata ini akan digunakan sebagai data kalibrasi
model matematik %simulasi& yang akan dilakukan.
4-40
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
41/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
Gambar 4.152
Gambar 4.15" Contoh gra#k kecepatan dan arah hasil pengukuran
arus.
Gambar 4.154
:;i aboratorium $am%el $e-imen
Gambar 4.155 'ampel sedimen yang diambil di lokasi akan dianalisa dengan uji
laboratorium. Jenis sedimen yang diambil adalah sedimen dasar %bed load& dan
sedimen layang %suspended load&. #ari hasil uji laboratorium tersebut akan
dihasilkan gradasi butiran sedimen. #ata ini selanjutnya digunakan sebagai datamasukan dan kalibrasi dalam simulasi transpor sedimen.
4.5.3 Pen/ola&an Data 'denti0ikasi #ondisi Lin/kun/an
&uang ingku%
&
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
42/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
:;i aboratorium $am%el Air
Gambar 4.15%
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
43/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
gilirannya akan menentukan kebutuhan akan jaringan prasarana dan jaringan
pelayanan transportasi.
Gambar 4.1%1 #alam konteks transportasi laut di Pro"insi Pro"insi Papua, maka
pemahaman terhadap arahan penggunaan ruang yang dituangkan dalam RR0P
dan RR0K menjadi sangat penting. Korelasi antara transportasi dan perubahan
atau perkembangan $ilayah sangatlah besar, sehingga arahan pengembangan
tata ruang dan perkembangan alamiah sesuai mekanisme pasar akan sangat
menentukan bagaimana pola permintaan perjalanan $ilayah studi ini akan
berkembang di masa datang.
Gambar 4.1%2
Gambar 4.1," Konsepsi hubungan penge!bangan -ilayah dan
kebutuhan transportasi.
in;auan &en'ana rans%ortasi ila*a!
Gambar 4.1%4 #alam kegiatan ini akan ditinjau berbagai rencana dan program
pengembangan sistem transportasi yang ada Kabupaten Pangkajene Kepulauan
dan sekitanya, berdasarkan: hasil kajian dari studi terdahulu, Rencana ata
Ruang yang ada, R9'RA, RPJM, da*tar program) proyek yang sudahde*initi*, maupun yang si*atnya masih berupa usulan dari Pemda.
4-43
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
44/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
Gambar 4.1%5 erbagai rencana dan program ini akan menjadi dasar
pertimbangan dalam memperkirakan skenario perkembangan sistem jaringan
transportasi di masa mendatang di $ilayah Kabupaten Pangkajene Kepulauan,
yang pada gilirannya akan digunakan sebagai masukan dalam analisis pemodelan jaringan %net$ork& transportasi di masa mendatang.
Gambar 4.1%% Perencanaan transportasi sangat dipengaruhi oleh perencanaan
tata ruang di suatu Hona $ilayah yang menjadi *okus studi. !de atau
perencanaan, pengembangan, dan pembangunan prasarana transportasi
merupakan implikasi dari proses pemenuhan kebutuhan manusia atau
peningkatan nilai ekonomis dari suatu barang. +leh karena itu perencanaan
transportasi sangat berkaitan dengan perencanaan atau sistem ekonomi darisuatu $ilayah.
Gambar 4.1%) 'eperti diketahui perencanaan transportasi merupakan upaya
untuk memutus hambatan ruang dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi. Ruang
atau jarak dan $aktu merupakan permasalahan dari manusia atau barang dalam
memenuhi kebutuhannya. Manusia atau barang harus bergerak dari suatu ruang
ke ruang yang lain karena di suatu tempat tersebut tidak mungkin manusia atau
barang tersebut memenuhi seluruh kebutuhannya.
4-44
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
45/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
Gambar 4.1%*
Gambar 4.1,< 2ke!a pe!enuhan ekono!i oleh jaringan
transportasi.
Gambar 4.1), 'ebelum menghubungkan ruang-ruang dalam rangka pemenuhan
kebutuhan perlu diidenti*ikasi terlebih dahulu potensi dari suatu ruang atau
$ilayah bagi kebutuhan ekonomi, untuk kemudian dapat diberikan alternati*
jaringan dan prasarana transportasi yang mungkin diimplementasikan. Potensi
ruang atau $ilayah dapat berupa manusia atau barang. 5asil identi*ikasi potensiruang atau barang yang dilakukan akan memudahkan perencana dalam
mengembangkan jaringan transportasi.
Gambar 4.1)1 Kegiatan menghubungkan ruang-ruang yang berpotensi tersebut
tidak hanya bertujuan untuk melayani pergerakan. Jaringan transportasi juga
berpotensi meningkatkan hubungan ekonomi atau potensi ekonomi suatu ruang.
ahasa yang lebih laHim dari tujuan yang kedua ini adalah economic
de"elopment. ambar di ba$ah ini memberikan gambaran tentang konsep
4-45
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
46/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
pengembangan jaringan transportasi dimana jaringan transportasi mempunyai
paradigma, yaitu ships promotes the trade %jaringan transportasi bertujuan
meningkatkan ekonomi suatu $ilayah& dan ships follows the trade %jaringan
transportasi melayani pergerakan yang timbul akibat proses ekonomi yangterjadi antar $ilayah&.
Gambar 4.1)2
Gambar 4.1+" 7ubungan konsep penge!bangan in3rastruktur
transportasi dengan pertu!buhan -ilayah.
Gambar 4.1)4 Pengembangan sistem transportasi yang baik akan menghasilkan
suatu sistem distribusi dan logistik nasional yang baik. 'ubsidi kepada sektor
transportasi akan memberikan dampak terhadap kemudahan aksesibilitas,
peningkatan mobilitas, dan peningkatan pendapatan dari sektor-sektor riil
4-46
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
47/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
lainnya sehingga pengembangan $ilayah dapat optimal. Jaringan transportasi
merupakan suatu sektor yang operasinya tidak dapat berdiri sendiri dan hanya
merupakan sektor turunan, tetapi keberadaan dan optimalisasi sektor ini akan
memberikan dampak yang besar dalam e*isiensi dan e*ekti*itas perekonomiannasional.
Ka;ian o%ogras Dan ata Guna a!an
Gambar 4.1)5 #alam kegiatan ini akan dilakukan kajian terhadap kondisi tata
guna lahan di lokasi pengembangan)pembangunan pelabuhan ditinjau terhadap
berbagai arahan antara lain:
&Peruntukan tata guna lahan di lokasi pengembangan)pembangunan pelabuhan.
& (okasi pengembangan)pembangunan pelabuhan tidak berada dalam suatu lokasi
yang sangat subur dengan populasi penduduk yang padat.
/& 9"aluasi kondisi topogra*is permukaan lahan lokasi pengembangan)pembangunan
pelabuhan.
1& 9"aluasi kondisi *isik dan daya dukung lahan di lokasi
pengembangan)pembangunan pelabuhan.
2& Ketersediaan lahan untuk perluasan pengembangan)pembangunan pelabuhan.
Ka;ian Hi-ro9osenogra
Gambar 4.1)% #alam kegiatan ini akan dilakukan kajian terhadap kondisi hidro-
osenogra*i di lokasi pengembangan)pembangunan pelabuhan ditinjau terhadap
berbagai arahan antara lain:
& (okasi pengembangan)pembangunan harus mampu melindungi kapal dari iklim
buruk selama berada di pelabuhan.
& Kapal-kapal yang mencapai pelabuhan harus bisa membuang sauh selama
menunggu untuk merapat ke dermaga guna bongkar muat barang atau mengisi
bahan bakar.
/& Kapal harus dapat dengan mudah keluarmasuk pelabuhan dan bebas dari gangguan
gelombang, arus dan cuaca.
1& ersedia ruang gerak kapal di dalam kolam dan dalam pelabuhan.
4-47
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
48/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
2& Memiliki kedalaman air yang cukup agar kapal terapung meskipun air dalam
keadaan surut.
Ka;ian Kon-isi aringan rans%ortasi
Gambar 4.1)) #alam kegiatan ini akan dilakukan kajian terhadap kondisi
jaringan transportasi di lokasi pengembangan)pembangunan pelabuhan ditinjau
terhadap berbagai arahan antara lain:
& Ketersediaan akses)jalan masuk di lokasi pengembangan)pembangunan pelabuhan.
& 5arus ada hubungan yang mudah antara transportasi air dan darat seperti jalan raya
sehingga barang-barang dapat diangkut dari dan ke pelabuhan dengan mudah dan
cepat.
/& Pelabuhan harus menjamin kemudahan perpindahan penumpang dan barang.
1& injauan jarak dengan pelabuhan lainnya.
Ka;ian Potensi $e-imentasi
Gambar 4.1)* #alam kegiatan ini akan dilakukan kajian terhadap potensi
sedimentasi di lokasi pengembangan)pembangunan pelabuhan ditinjau terhadap
berbagai arahan antara lain:
& 'tudi potensi sedimentasi di lokasi pengembangan)pembangunan pelabuhan.
& Rencana penanganan sedimentasi di lokasi pengembangan)pembangunan
pelabuhan.
4.%.2 #ajian Aspek 7perasional
Ka;ian aktor Ka%al
Gambar 4.1)+ #alam kegiatan ini akan dilakukan kajian *aktor kapal yang
mempengaruhi keselamatan operasional di lokasi pengembangan)pembangunan
pelabuhan antara lain:
& Jenis kapal yang diperkirakan akan beroperasi di pelabuhan.
&
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
49/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
Ka;ian aktor 0on Ka%al
Gambar 4.1*, #alam kegiatan ini akan dilakukan kajian *aktor non kapal yang
mempengaruhi keselamatan operasional di lokasi pengembangan)pembangunan
pelabuhan antara lain:
& Panjang alur dan lebar alur perairan.
& Rintangan)bahaya na"igasi di alur perairan.
/& Kecepatan angin yang mempengaruhi keselamatan operasional kapal.
1& kecepatan arus yang mempengaruhi keselamatan operasional kapal.
2& inggi gelombang yang mempengaruhi keselamatan operasional kapal.
3& Keadaan sarana bantu na"igasi pelayaran %'P&
4.%.3 Analisa Potensi 8konomi 9ilaa&
Penentuan Hinterlan- Pelabu!an
Gambar 4.1*1 5interland pelabuhan adalah daerah-daerah yang dilayani oleh
akti"itas pelabuhan. 5interland juga bisa diartikan sebagai daerah penyangga
pelabuhan yang merupakan produsen dan konsumen dari akti"itas pelabuhan.
#aerah-daerah tersebut adalah:
& Kota pelabuhan itu sendiri.
& Kota)daerah pedalaman di luar kota pelabuhan yang saling memiliki hubungan
ekonomi dengan pelabuhan.
/& Pelabuhan-pelabuhan kecil di sekitar pelabuhan.
Gambar 4.1*2 5ubungan antara hinterland dan pelabuhan bersi*at saling
menguntungkan karena pelabuhan memiliki *ungsi sebagai tempat yang
mempunyai berbagai *asilitas untuk memasarkan produk-produk serta potensi
yang dimiliki hinterland keluar daerahnya serta berbagai *asilitas sebagai pintu
masuk produk-produk dari luar daerah ke daerah hinterland melalui jalur
pelayaran laut.
Pre-iksi Pertumbu!an konomi
Gambar 4.1*3 Perkembangan pelabuhan tidak terlepas dari kondisi dan pertumbuhan ekonomi daerah hinterland pelabuhan sehingga data-data yang
4-49
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
50/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
menjadi perhitungan untuk meramalkan permintaan jasa angkutan laut dari suatu
daerah, dalam perhitungan model bangkitan dan tarikan adalah dengan melihat
kondisi ekonomi hinterland pelabuhan terutama sektor-sektor: Pertanian,
Perkebunan, !ndustri, Perdagangan, Jasa dan Keuangan, yang ter$ujud dalam produk domestik bruto %P#R& daerah hinterland pelabuhan.
4.%.4 Analisa Permintaan 6asa An/kutan Laut
Gambar 4.1*4 #alam kegiatan ini akan dilakukan kegiatan analisa untuk
melakukan prediksi permintaan jasa angkutan laut berdasarkan potensi ekonomi
$ilayah hinterland pelabuhan yang meliputi:
& Analisis prakiraan permintaan jasa angkutan laut %? tahun kedepan& di $ilayah
perencanaan %Pro"insi)Kabupaten setempat&, meliputi:
a& Prakiraan jumlah pergerakan kapal tahunan.
b& Prakiraan jumlah pergerakan penumpang tahunan.
c& Prakiraan "olume barang tahunan.
d& Prakiraan jaringan)route pelayaran masa mendatang.
e& Prakiraan $aktu pengoperasian jenis kapal dimasa mendatang.
& Analisis Asal ujuan (alu (intas Kapal %+rigin #estination Analysis&
/& Analisis Pergantian Antar Moda Angkutan %Modal 'plit Analysis&
Gambar 4.1*5 eberapa metode proyeksi yang dapat diterapkan untuk
memperkirakan tra*ik di pelabuhan antara lain:
& Model rend Analysis
Gambar 4.1*% Peramalan dengan metode ini merupakan metode sederhana yang
biasa dilakukan. #asar dari metode ini adalah data historis dari aspek yang ditinjau,
sedangkan analisis dilakukan dengan memperhatikan kecenderungan perkembangan
data yang ada dengan menganggap data-data tersebut yang menentukan "ariasi lalu
lintas akan terus menunjukkan hubungan-hubungan yang serupa pada masa depan.
entuk-bentuk Model rend Analysis yang laHim digunakan:
a& Metode Regresi (inear %kur"a garis lurus&C
b& Metode Persamaan 9ksponensialC
4-50
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
51/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
c& Metode Modi*ikasi 9ksponensial.
& Market Analysis Method %Model agian Pasar&
Gambar 4.1*) Metode ini telah menjadi teknik yang banyak dipakai untuk
memperkirakan permintaan tingkat lokal, dan kegunaan yang paling umum adalah
dalam penentuan bagian kegiatan lalu lintas tertentu. #ata historis dipelajari untuk
menetapkan rasio dari lalu lintas atau pelabuhan terhadap lalu lintas secara makro,
dan kecenderungan dipastikan.
Gambar 4.1** #ari sumber-sumber asal ditetapkan tingkat- tingkat kegiatan
nasional yang diproyeksikan, kemudian nilai-nilai tersebut dibagikan kepada
pelabuhan berdasarkan kecenderungan- kecenderungan yang diamati dan yang
diproyeksikan.
Gambar 4.1*+ Metode-metode ini terutama berguna dalam penerapan dimana
dapat diperlihatkan bah$a bagian pasar adalah parameter yang tetap, stabil atau
dapat diramalkan.
Gambar 4.1+, Metode proyeksi untuk memperkirakan kunjungan kapal dapat
dilakukan dengan berdasarkan "olume barang dan ukuran kapal rencana.
Kunjungan kapal tidak dapat diproyeksikan berdasarkan trend data sebelumnya,karena bergantung pada "olume barang dan ukuran kapal yang akan digunakan
pada setiap tahapan pengembangan.
4.%.5 Analisa #ebutu&an :asilitas
asilitas ila*a! Daratan
Gu-ang -an a%angan Penum%ukan
Gambar 4.1+1 udang dan lapangan penumpukan ber*ungsi untuk menyimpan
barang-barang yang baru saja diturunkan dari kapal dan yang akan dimuat ke
kapal.
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
52/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
Gambar 4.1+4 A luas gudang)lapangan penumpukan %m&
Gambar 4.1+5 muatan yang le$at tiap tahun, throughtput per
year %ton&
Gambar 4.1+% r $aktu transit %hari&
Gambar 4.1+) '* storage *actor
Gambar 4.1+* 'th tinggi penumpukan, stacking height %m&
Gambar 4.1++ ' broken st$age o* cargo %V&
erminal Penum%ang
Gambar 4.2,, erminal penumpang adalah bangunan gedung yang digunakansebagai ruang tunggu penumpang sebelum diperkenankan memasuki kapal.
Ruangan pokok yang harus tersedia adalah ruang penjualan tiket dan ruang
tunggu penumpang serta ruangan umum lainnya seperti kantin, toilet, mushalla
dan lain-lain. Pada pelabuhan kecil, bangunan terminal biasanya digabungkan
dengan bangunan administrasi pengelolaan pelabuhan.
Area Parkir
& Area Parkir ruk
Gambar 4.2,1 empat parkir truk terbesar sesuai daerah pelayanan masing-
masing bangunan yaitu daerah sekitar dermaga dan daerah sekitar bangunan
*asilitas perkantoran. Area parkir disediakan untuk keperluan:
ruk sedang menuggu proses bongkar muat.
Parkir peralatan bantu labuh %misalkan *orklit&.
Parkir peralatan yang rusak.
& Area Parkir on ruk
Gambar 4.2,2 empat parkir untuk *asilitas non truk dihitung dari jumlah mobil
dan motor dengan memperkirakan perkiraan jumlah karya$an atau pengunjung di
area pelabuhan.
asilitas Perkantoran
4-52
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
53/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
Gambar 4.2,3 Basilitas kantor adalah bangunan yang digunakan untuk kegiatan
administrasi pemerintahan seperti pengelolaan dan penga$asan pelabuhan serta
pimpinan cabang pelabuhan. 'esuai dengan tingkat kesibukannnya, perkantoran
dapat berupa gedung terpisah dari gedung terminal. #isamping itu, pada pelabuhan-pelabuhan besar, gedung ini juga digunakan untuk mem*asilitasi
operator kapal dalam mengoperasikan kapal-kapalnya
asilitas Pema-am Kebakaran
Gambar 4.2,4 Merupakan *asilitas yang di*ungsikan untuk menyimpan alat-alat
yang berguna dalam mencegah dan menanggulangi kebakaran yang terjadi di
area pelabuhan. Basilitas pemadam kebakaran ini merupakan salah satu *asilitas
pokok yang ada di daerah lingkungan kerja daratan dari suatu pelabuhan.
asilitas Bungker Ba!an Bakar
Gambar 4.2,5 Basilitas penyimpanan bahan bakar adalah *asilitas penyimpanan
bahan bakar kapal yang disertai dengan peralatan pompa untuk mengalirkan
bahan bakar ke dalam tangki bahan bakar kapal.
3nstalasi aringan Air Bersi!
Gambar 4.2,% !nstalasi jaringan air bersih digunakan untuk keperluan air bersih
bagi kapal dan *asilitas-*asilitas yang ada di pelabuhan. ;ang termasuk dalam
*asilitas ini adalah bak penampungan air, pompa air serta sumber air bersih itu
sendiri.
3nstalasi aringan istrik
Gambar 4.2,) !nstalasi listrik merupakan *asilitas pemasok tenaga listrik guna
mendukung kegiatan bongkar muat di pelabuhan dan kegiatan *asilitas-*asilitas
yang ada. 'umbernya bisa dari genset dan P( atau dari keduanya.
asilitas aringan elekomunikasi
Gambar 4.2,* Basilitas komunikasi adalah perangkat yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan kapal atau dengan pelabuhan lain. Perangkat ini biasanya
berupa radio komunikasi dua arah yang menggunakan *rekuensi radio.
Perangkat komunikasi lain adalah jaringan telepon.
4-53
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
54/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
asilitas ila*a! Perairan
Ka%al &en'ana
Gambar 4.2,+ Parameter-parameter kapal yang biasa dipakai adalah sebagai
berikut.
ross !onna"e %&
Gambar 4.21, esaran ini menyatakan jumlah isi %"olume& ruang kapal secara
keseluruhan dalam satuan Registered on. ?? *t/.
Dead Wei"ht !onna"e #DW!$
Gambar 4.211 esaran ini menyatakan daya angkut total kapal dalam satuan
metrik ton.
Li"ht Wei"ht !onna"e #LW!$
Gambar 4.212 esaran ini menyatakan bobot kapal tanpa muatan %dalam
keadaan kosong& dalam satuan metrik ton.
Len"th %verall #L%A$
Gambar 4.213 Panjang keseluruhan kapal.
Len"ht &etween 'erpendicular #L&'$
Gambar 4.!4 Panjang kapal diukur dari titik perpotongan badan kapal dengan
permukaan air.
&eam
Gambar 4.215 (ebar kapal diukur dari bagian luar badan kapal atau dapat juga
diartikan sebagai lebar terbesar yang dimiliki kapal.
Draft(Drau"ht
Gambar 4.21% Jarak ke titik terendah dari keel di ba$ah muka air.
Gambar 4.21)
Gambar 4.21*
Gambar 4.21+
Gambar 4.22,
Gambar 4.221
4-54
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
55/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
Gambar 4.222
Gambar 4.223
Gambar 4.224
Gambar 4.225
Gambar 4.22%
Gambar 4.22)
Gambar 4.22*
Gambar 4.22+
Gambar 4.23,
Gambar 4.231
Gambar 4.232
$able 4.4 Karekteristik kapal.
4-55
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
56/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
Gambar 4.233
Gambar 4.234
Gambar 4.2"5 2ketsa di!ensi kapal.
Gambar 4.23%
Gambar 4.23)
Gambar 4.23*
Areal Alur Pela*aran -ari -an ke Pelabu!an
$able 4.5 Perhitungan lebar alur pelayaran.
Gambar 4.23+
Areal em%at Berlabu!
Gambar 4.24, Areal tempat berlabuh dihitung untuk masing-masing jenis kapal
dan kegiatan yang dilayani di pelabuhan. Perhitungan kebutuhan area labuh akan
4-56
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
57/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
tergantung pada dimensi kapal yang direncanakan, estimasi rata-rata jumlah
kapal yang menunggu di area labuh, dan ketersediaan lahan perairan untuk
lokasi labuh kapal. 9stimasi jumlah kapal yang menunggu dapat dihitung
dengan menggunakan pendekatan metode antrian, model simulasi, dan lain-lain.
Gambar 4.241 R ( 3# /? M99R
Gambar 4.242 (uas areal berlabuh jumlah kapal G π G R #imana:
Gambar 4.243 R Jari-jari areal untuk labuh per kapal
Gambar 4.244 ( Panjang kapal yang berlabuh
Gambar 4.245 # Kedalaman air
Areal Ali! uat Ka%al
Gambar 4.24% Areal alih muat kapal harus dihitung untuk pelabuhan yang
membutuhkan kegiatan alih muat antar kapal dan memiliki perairan yang
memungkinkan kegiatan alih muat antar kapal. Kebutuhan ruang alih muat kapal
dihitung dengan menggunakan rumus :
Gambar 4.24) R ( 3# /? M99R
Gambar 4.24* (uas areal Alih Muat Kapal jumlah kapal G G R
Gambar 4.24+ #imana:
Gambar 4.25, R Jari-jari areal untuk labuh per kapal
Gambar 4.251 R Panjang kapal yang berlabuh
Gambar 4.252 # Kedalaman air
Areal em%at $an-ar Ka%al
Gambar 4.253 A ,6( G ,2(
Gambar 4.254 (uas Areal empat 'andar Kapal jumlah kapal G A
Gambar 4.255 #imana:
Gambar 4.25% A luas perairan untuk tempat sandar kapal per
kapal
Gambar 4.25) ( Panjang kapal
4-57
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
58/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
Areal Kolam Putar
Gambar 4.25* # (
Gambar 4.25+ (uas areal Kolam Putar jumlah kapal G %π G #&)1
Gambar 4.2%, #imana:
Gambar 4.2%1 # diameter areal kolam putar
Gambar 4.2%2 ( Panjang kapal maksimum
Areal Peman-uan Dan Penun-aan
Gambar 4.2%3 A 0 E (
Gambar 4.2%4 0 @ /? M99R
Gambar 4.2%5 #imana:
Gambar 4.2%% A luas areal alur
Gambar 4.2%) 0 lebar alur
Gambar 4.2%* ( panjang alur pemanduan dan penundaan
Gambar 4.2%+ lebar kapal maksimum
Areal Ke%erluan Kea-aan Darurat
Gambar 4.2), Baktor yang perlu diperhatikan adalah kecelakaan kapal,
kebakaran kapal, kapal kandas dan lain-lain. 'al"age area diperkirakan luasnya
2?V dari luas areal pindah labuh kapal.
Alur Pela*aran
Gambar 4.2)1 A 0 G (Gambar 4.2)2 0 @ /? Meter
Gambar 4.2)3 #imana:
Gambar 4.2)4 A (uas areal laut
Gambar 4.2)5 0 (ebar alur
Gambar 4.2)% ( Panjang alur %dra*t kapal d ≥ ,#&C Bull dra*t
kapal
4-58
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
59/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
Gambar 4.2)) # (ebar kapal maksimum
air/a*
Gambar 4.2)* A 0 G (
Gambar 4.2)+ 0 @ /? Meter
Gambar 4.2*, #imana:
Gambar 4.2*1 A (uas areal laut
Gambar 4.2*2 0 (ebar alur
Gambar 4.2*3 ( Panjang alur %dra*t kapal d ≥ ,#&C Bull dra*t
kapal
Gambar 4.2*4 # (ebar kapal maksimum
Areal Pin-a! abu! Ka%al
Gambar 4.2*5 Areal pindah labuh kapal harus dihitung pada pelabuhan yang
membutuhkan kegiatan pindah labuh kapal dan memiliki perairan yang
memungkinkan.
Gambar 4.2*% R ( 3# /? M99R
Gambar 4.2*) (uas areal Pindah (abuh kapal jumlah kapal G A
Gambar 4.2** #imana:
Gambar 4.2*+ R Jari-jari areal untuk pindah labuh kapal
Gambar 4.2+, ( Panjang kapal maksimum
Gambar 4.2+1 # Kedalaman air
Gambar 4.2+2
Areal Per'obaan Berla*ar
Gambar 4.2+3 Areal percobaan berlayar harus dihitung pada pelabuhan yang
memiliki *asilitas dok untuk perbaikan)pembangunan kapal baru dan memiliki
perairan yang memungkinkan untuk kegiatan percobaan berlayar.
Gambar 4.2+4 Baktor yang perlu diperhatikan adalah ukuran kapal rencana
4-59
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
60/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
Areal Perairan a;ib Pan-u
Gambar 4.2+5 Baktor yang perlu diperhatikan adalah kondisi alur, ukuran kapal
dan kunjungan kapal
5.,.5.1.1 Areal asilitas Pembangunan Dan Pemeli!araan
Gambar 4.2+% Baktor yang perlu diperhatikan adalah ukuran kapal maksimum
yang dibangun atau diperbaiki
Areal Kolam Putar
Gambar 4.2+) Perhitungan Kolam
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
61/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
/etak der!aga dipilih sede!ikian rupa sehingga paling
!enguntungkan terhadap 3asilitas darat yang tersedia dengan
!e!perti!bangkan kedala!an perairan. Alevasi lantai der!aga dengan !e!perhitungkan kondisi
pasang surut.
Gambar 4.3,, Parameter dalam perhitungan kebutuhan dermaga diuraikan
sebagai berikut.
". Alevasi 1er!agaAlevasi der!aga dibuat sede!ikian rupa sehingga pada saat
pasang tinggi air tidak !eli!pas ke per!ukaan der!aga.
Penentuan elevasi lantai der!aga sesuai dengan kondisi pasang
surut yaitu A 8 775/ "$%7 61i!ana775/ 8 higest high -ater level 8 elevasi pasut tertinggi.
7 8 tinggi gelo!bang.6 8 3ree board 8 tinggi jagaan (biasanya dia!bil 8 *.0
!).%. 2truktur 1er!aga
2truktur der!aga didesain sede!ikian rupa sehingga !a!pu
!enahan gaya tu!buk kapal (gaya lateral)& !a!pu !enahan
beban akti#tas dan peralatan bongkar !uat (beban vertikal).. Panjang 1er!aga
Panjang der!aga dihitung berdasarkan pada arus kunjungan
kapal dan service ti!e serta BR yang dapat ditulis dala!
persa!aan sebagai berikutn 8 Ds : 2t $ (5aktu A3ekti3 BR)/ 8 n : (/@ "*E /@) "*E /@1i!ana
n 8 ju!lah ta!batan/ 8 panjang der!aga yang terdiri dari n ta!batanD2 8 ju!lah kapal2t 8 -aktu yang digunakan untuk !elakukan kegiatan
bongkar !uat secara e3ekti3 (2evice 4i!e)BR 8 tingkat pe!akaian der!aga (Berth ccupancy
Ratio)/@ 8 panjang total kapal (/enght verall)
. /ebar @pron
4-61
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
62/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
/ebar apron adalah jarak antara tepi luar der!aga dengan tepi
gedung yang !erupakan te!pat untuk !ene!patkan barang
atau kargo se!entara sebelu! ke gudang.
restle
Gambar 4.3,1 restle adalah jalan yang menghubungkan antara daratan dengan
dermaga, biasanya dipakai pada dermaga jenis jetty atau dermaga jenis dolphin.
=ause/a*
Gambar 4.3,2 7ause$ay adalah konstruksi jalan yang menyeberangi perairan
yang menghubungkan antara terminal dengan dermaga yang dilalui oleh
kendaraan yang akan masuk ke kapal.
Peme'a! Gelombang (Break/ater)
Gambar 4.3,3 reak$ater adalah bangunan pelindung bagi kapal-kapal yang
berlabuh dari pengaruh gelombang, sehingga kapal-kapal tersebut aman dalam
melakukan akti"itas bongkar muat. erdasarkan bentuk dan *ungsinya terdapat
tiga macam break$ater, yaitu:
reak$ater tipe dinding "ertikal
reak$ater tipe timbunan %rubble mound break$ater&
reak$ater tipe campuran %timbunan dan dinding "ertikal&
Gambar 4.3,4 reak$ater tipe timbunan adalah yang paling banyak dipakai di
!ndonesia karena relati* mudah dikerjakan dan biaya konstruksinya cukup
murah. reak$ater jenis ini dibuat dari timbunan batu alam atau batu buatan.
$arana Bantu 0aigasi Pela*aran ($B0P)
Gambar 4.3,5 'arana bantu na"igasi pelayaran adalah peralatan atau sistem
yang berada di luar kapal yang didesain dan dioperasikan untuk meningkatkan
keselamatan dan e*isiensi berna"igasi kapal dan)atau lalu lintas kapal. 'arana
bantu na"igasi pelayaran ber*ungsi untuk:
Menentukan posisi dan)atau haluan kapal.
Memberitahukan adanya bahaya)rintangan pelayaran.
4-62
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
63/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
Menunjukan batas-batas alur-pelayaran yang aman.
Menandai garis pemisah lalu lintas kapal.
Menunjukan ka$asan dan)atau kegiatan khusus di perairan.
Gambar 4.3,% Jenis sarana bantu na"igasi pelayaran terdiri atas:
". Disual& !eliputi
• Menara suar
• Ra!bu suar
• Pela!pung suar
• 4anda siang%. Alektronik& !eliputi
• 9lobal Positioning 2yste! (9P2)
• 1iFerential 9lobal Position 2yste! (19P2)
• Radar beacon
• Radio beacon
• Radar surveylance
• Mediu! -ave radio beacon.
4.%.% #ajian #ondisi Lin/kun/an
Gambar 4.3,) Analisa kelayakan lingkungan ini bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana pengaruh kegiatan pelaksanaan pekerjaan pembangunan pelabuhan
mempunyai dampak terhadap lingkungan di sekitarnya. Komponen kegiatan
yang ditelaah adalah:
Gambar 4.3,*
Gambar 4.3,+
Gambar 4.31,
Gambar 4.311
Gambar 4.312
Gambar 4.313
Gambar 4.314
Gambar 4.315
Kegiatan
Prakonstruksi
Gambar 4.31% Mobilisasi Peralatan, Material dan
enaga kerjaGambar 4.31) Pada tahap ini mobilisasi material,
4-63
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
64/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
alat dan tenaga kerja akan membuat lalu lintasdisekitar pelabuhan penyeberangan rencana akanmenjadi sibuk.
KegiatanKonstruksi
Gambar 4.31* Pembangunan pelabuhan penyeberanganGambar 4.31+ Pada tahap ini dilakukan
pembangunan pelabuhan penyeberangan, sehinggamemberikan dampak yang langsung berpengaruh
pada lokasi pekerjaan.
Kegiatan Pasca
Konstruksi
Gambar 4.32, 'etelah pembangunan pelabuhan penyeberangan alur selesai maka akan terjadi perubahan rona lingkungan hidup, baik komponen
*isik, komponen biota, maupun komponen sosialekonomi dan budaya.
Gambar 4.321 Prakiraan Komponen (ingkungan ;ang terkena #ampak:
Gambar 4.322 Komp
onen Bisik-KimiaGambar 4.323
Gambar 4.324 a. (alulintas perairanGambar 4.325 b. ata ruangGambar 4.32% c. Kualitas air Gambar 4.32) d. 9rosi, akresi dan abrasiGambar 4.32* e. 5idrodinamika perairan yang
terdiri dari:Gambar 4.32+ %i& arus dan gelombangC %ii& pasang
surutC %iii& sedimentasiGambar 4.33, %i"& intrusi air asin
Gambar 4.331 Komp
onen iotis
Gambar 4.332 a. iota air Gambar 4.333 b. iota darat
Gambar 4.334 Komp
onen 'osial-
ekonomi-budayaGambar 4.335
Gambar 4.33% a. Kesempatan kerja dan pendapatanGambar 4.33) b. Persepsi masyarakatGambar 4.33* c. Kesehatan masyarakat
Gambar 4.33+
Gambar 4.34, #alam kegiatan ini akan ditinjau kondisi lingkungan di lokasi
pengembangan)pembangunan pelabuhan antara lain meliputi:
Kom%onen Kualitas Air aut
Gambar 4.341 Kajian kondisi lingkungan untuk kualitas air laut mengacu pada
Kepmen (ingkungan 5idup omor 4@ tahun ??1 tentang Ralat Atas
4-64
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
65/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
Keputusan Menteri egara (ingkungan 5idup omor 2 ahun ??1 tentang
aku Mutu Air (aut.
5.,.,.1 Kom%onen Biota
Gambar 4.342 !n"entarisasi dan identi*ikasi keadaan biota, baik untuk *lora
maupun *auna.
4.%.) Pembuatan Alternati0 #onsep $ata Letak :asilitas Pen/emban/an
Gambar 4.343 erdasarkan kajian aspek teknis, kajian aspek operasional dan
analisa kebutuhan *asilitas pelabuhan maka disusun beberapa alternati* konsep
tata letak *asilitas pengembangan)pembangunan pelabuhan.
Gambar 4.344 'ecara umum, konsep tata letak *asilitas yang akan dibangun
harus dapat mem*ungsikan pelabuhan sebagaimana semestinya dan dapat
terpadu dengan ka$asan sekitarnya. Perlunya penggunaan alternati* tata letak
*asilitas pengembangan)pembangunan pelabuhan ini dengan pertimbangan
sebagai berikut:
#apat membandingkan kemungkinan yang dapat dilakukan dan diperoleh dari
suatu kondisi tertentu melalui berbagai pertimbangan.
#apat menentukan salah satu tata letak pengembangan terpilih yang akan
dianggap terbaik berdasarkan kondisi yang paling memungkinkan dan
dianggap sesuai.
Gambar 4.345 5al-hal yang mendapat perhatian penting dalam pembuatan
konsep tata letak *asilitas pengembangan)pembangunan pelabuhan adalah
sebagai berikut:
& 0ilayah Perairan
Gambar 4.34% 0ilayah perairan yang merupakan area untuk akti"itas kapal-
kapal yang ada, direncanakan harus mampu menampung akti"itas kapal dengan
baik.
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
66/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
(ahan yang disediakan)tersedia diharapkan mampu untuk menampung
akti"itas dan pembangunan bagi *asilitas-*asilitas yang ada di daratan.
Pembagian Hona dilakukan dengan melihat tingkat kepentingan dari berbagai
pihak, dan dibuat relati* berdekatan untuk mempermudah pencapaian dari
masing-masing Hona yang ada.
Fona kerja atau tanggung ja$ab penanganan masing-masing *asilitas yang ada
di pelabuhan dilakukan berdasarkan rencana pengelola yang akan turut
dilibatkan, yaitu pengelola pelabuhan sungai dan regional serta pengelola
s$asta.
Perluasan atau area pengembangan pelabuhan.4.%.* Analisa 8konomi :inansial
Gambar 4.34) Analisa ekonomi *inansial pada prinsipnya menghitung besaran
man*aat ekonomi makro yang diperoleh Pemerintah dan masyarakat sekitar dari
rencana pengembangan)pembangunan pelabuhan, yang meliputi:
Gambar 4.34*
& P= %et Present =alue&& B!RR %Binancial !nternal Rate o* Return&
/& P! %Pro*itability !ndeG& atau 7R %ene*it 7ost Ratio&
1& Periode pencapaian pengembalian in"estasi %Payback Period&
4.) $AAP P8;
8/18/2019 04 Ripkorido Pendahuluan - Metoda Kerja
67/73
Laporan Pendahuluan
Rencana Induk Pelabuhan Korido, Provinsi Papua
pelabuhan dan rute pelayaran b